Elang Papua Sang Elang Terbesar di Papua

Elang Papua merupakan spesies elang dari famili Accipitridae dan nama Latinnya yaitu Harpyopsis novaeguinae. Elang Papua disebut juga Rajawali Papua atau dalam bahasa Inggrinya yaitu Papuan Harpy Eagle, Papuan Eagle, New Guinea Eagle, atau New Guinea Harpy Eagle.

Elang Papua tersebar kemungkinan di hampir setiap bagian pulau dari semenanjung Papua Indonesia di barat hingga seluruh negara Papua Nugini di timur. Elang Papua merupakan hewan endemik New Guinea.

 

Klasifikasi

 


Berikut klasifikasi Elang Papua

 

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Aves

Ordo : Accipitriformes

Famili : Accipitridae

Subfamili : Harpiinae

Genus : Harpyopsis

Spesies : Harpyopsis novaeguinae

 

Ciri-ciri

 


Elang Papua memiliki kaki yang sangat memanjang dan kuat dengan cakar yang tajam.

Elang Papua memiliki bulu bagian atas yang berwarna cokelat keabu-abuan dengan bulu bagian bawah yang berwarna krem. Mereka juga memiliki bulu yang lebih lenar dibandingkan Elang Harpy.

Elang Papua memiliki tepi yang berwarna krem muda hingga putih di punggungnya yang dalam cahaya baik bisa membuat area tersebut terlihat cukup bersisik.

Elang Papua memiliki lebar sayap yang relatif pendek tetapi lebar.

Elang Papua memiliki kepala yang menonjol dengan paruh yang kuat, besar, dan berwarna hitam.

Elang Papua memiliki ekor yang panjang dan warnanya sama seperti warna pada punggungnya dengan ujung yang berwarna keputihan ditambah 4 – 5 pita yang berwarna kehitaman (yang subterminal lebar) bahkan juga bagian bawah ekor yang berwarna krem.

Elang Papua memiliki perut yang pucat dengan dada yang cukup bergaris.

Elang Papua memiliki mata yang besar dengan iris yang berwarna cokelat hingga jingga.

Elang Papua memiliki panjang 75 – 90 cm, berat 1,6 – 2,4 kg, dan bentang sayap 1,2 – 1,5 m.

 

Habitat

 

Habitat Elang Papua di hutan hujan tropis, hutan hujan dewasa, hutan yang tanpa terganggu, atau dengan ketinggian 3.200 m dari permukaan laut, hutan dataran rendah, pegunungan, dan hutan serta area yang relatif terbuka.

 

Kebiasaan

 

Elang Papua termasuk hewan yang hidup menyendiri (solitary).

Elang Papua termasuk hewan yang aktif di siang (diurnal) untuk berburu mangsa.

Elang Papua mengejar mangsanya dengan berlari dan melompat di tanah atau melompat di atas cabang dan batang. Mereka merupakan predator kuat yang menggunakan gaya berburu diam atau bertengger khas banyak raptor atau burung pemangsa hutan dengan cara meluncur dari tempat bertengger yang seringkali rutin senyap mungkin di dalam hutan.

Elang Papua sulit dilihat karena sering menyelinap diam-diam seolah-olah menghindari deteksi manusia.

Elang Papua mengeluarkan suara “uumpph” atau “okh” yang keras dan terdengar hingga ke hutan.

Elang Papua memanfaatkan hutan semak musim dan hutan kering.

Elang Papua mendeteksi mangsa darat sebagian melalui suara dengan mendengarkan gerakan di semak belukar.

Elang Papua seringkali menganggukkan kepala dari sisi ke sisi dan memutarnya pada sudut yang khas.

 

Makanan

 

Elang Papua termasuk hewan pemakan daging (karnivora). Makanannya adalah possum, kuskus, walabi, kangguru pohon, anjing, tikus raksasa, dan babi. Kemungkinan mereka juga memakan burung, kadal, dan ular.

 

Musim Kawin

 

Musim kawin Elang Papua berlangsung musim kemarau selama bulan April hingga November.

 

Cara Berkembang Biak

 

Elang Papua termasuk hewan yang bertelur (ovipar). Mereka mampu mengeluarkan 1 butir telur elang.

 

Status Konservasi

 

Populasi Elang Papua kecil dan menurun. Hal ini disebabkan oleh kerusakan habitat, penggundulan hutan, dan perburuan.

Karena itu, Elang Papua termasuk hewan dalam daftar di IUCN (International Union for the Conservation of Nature) Red List dengan status konservasi VU (Vulnerable).(jef)

Comments

Popular posts from this blog

Mambruk Victoria, Mambruk Endemik Papua Barat

Hyena Tutul, Hyena yang Licik dan Cerdas dalam Kelompok

Musang Madu yang Pemberani dan Ganas