Kambing Hutan dari Sumatera

Kambing Hutan Sumatera merupakan spesies kambing hutan atau spesies kambing antelop dari famili Bovidae dan nama Latinnya yaitu Capricornis sumatraensis sumatraensis. Kambing Hutan Sumatera sering juga disebut dengan bahasa Inggris yaitu Sumatran Serow dan Southern Serow.

Kambing Hutan Sumatera tersebar di Sumatera dan Semenanjung Thailand-Malaysia.

 

Klasifikasi

 


Berikut klasifikasi Kambing Hutan Sumatera

Kingdom: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Mamalia

Ordo: Artiodactyla

Famili: Bovidae

Subfamili: Caprinae

Genus: Capricornis

Spesies: Capricornis sumatraensis

Subspesies: Capricornis sumatraensis sumatraensis

 

Ciri-ciri

 

Kambing Hutan Sumatera memiliki tubuh yang kekar dan kuat dengan rambut yang lebat, kasar, dan berwarna hitam keabu-abuan bahkan memiliki surai yang membentang dari tanduk hingga bagian tengah punggungnya.

Kambing Hutan Sumatera memiliki moncong yang menyerupai moncongnya kerbau.

Kambing Hutan Sumatera memiliki telinga yang panjang dan runcing.

Kambing Hutan Sumatera memiliki kelenjar aroma preorbital dan interdigital untuk menandai batas wilayahnya.

Kambing Hutan Sumatera memiliki kelenjar wajah di bawah mata yang tampak menyerupai tonjolan bulat.

Kambing Hutan Sumatera memiliki kaki yang kuat dengan cakar yang tajam sehingga mereka bisa memanjat tebing-tebing curam yang sulit diakses oleh banyak hewan lain.

Kambing Hutan Sumatera memiliki tanduk yang hampir melengkung ke arah punggung, pendek, ramping, dan berwarna terang dengan panjang rata-rata 12 – 16 cm ( panjang 12 – 22,5 cm).

Kambing Hutan Sumatera memiliki panjang 1,4 – 1,8 m, berat 50 – 140 kg, dan tinggi 85 – 94 cm.

 

Habitat

 

Habitat Kambing Hutan Sumatera di daerah pegunungan dengan ketinggian 200 – 3.000 mdpl dan hutan primer serta hutan sekunder dekat pegunungan. Biasanya mereka menempati lereng-lereng yang curam atau semak belukar.

 

Kebiasaan


 Kambing Hutan Sumatera termasuk hewan yang hidup menyendiri (solitary) terutama si jantan bahkan terlihat berpasangan atau dalam kawanan kecil.

Kambing Hutan Sumatera aktif di pagi dan sore hari karena mereka beristirahat di tempat teduh di bebatuan.

Kambing Hutan Sumatera sangat pemalu.

Kambing Hutan Sumatera sangat teritorial dengan menandai batas wilayah kekuasaanya dengan tumpukan kotoran dan air seni yang umumnya ditempatkan di area yang tidak terganggu tapi juga tidak bersembunyi. Mereka akan mempertahankan suatu wilayah dalam hutan yang digunakan sebagai tempat mencari makan berupa dedaunan bahkan rerumputan dan tempat tinggal.

Jika merasa terancam, Kambing Hutan Sumatera memberi sinyal bahaya yaitu mereka bisa mengembik, meraung, dan kemungkinan bersiul melengking.

Kambing Hutan Sumatera seringkali berkeliaran sendirian atau mencari pasangan ketika mencari makan.

Kambing Hutan Sumatera tangguh dan bisa memanjat tebing-tebing berbatu dengan mudah.

Kambing Hutan Sumatera memiliki keperkasaan yang luar biasa dan mereka merupakan hewan yang ahli dalam mendaki di lereng terjal. Mereka memiliki kemampuan yaitu mendaki dan menjelajahi lereng terjal gunung bahkan memiliki kemampuan yang tangkas dalam emanjat lereng terjal yang seringkali hanya dapat diakses oleh manusia dengan bantuan tali.

Kambing Hutan Sumatera mampu hidup dengan usia 20 – 22 tahun.

 

Makanan

 

Kambing Hutan Sumatera termasuk hewan pemakan tumbuhan (herbivora). Makanannya adalah tanaman yang kaya nutrisi, dedaunan, rerumputan, tunas-tunas muda dari tanaman, kemungkinan buah-buahan liar yang tumbuh di sekitar habitatnya, dan hampir semua jenis tumbuhan jika memang tidak ada pilihan lain.


Musim Kawin

 

Musim Kawin Kambing Hutan Sumatera berlangsung di bulan Oktober hingga November.

 

Cara Berkembang Biak

 

Kambing Hutan Sumatera termasuk hewan yang melahirkan (vivipar). Mereka mampu menghasilkan 1 ekor bayi kambing hutan.

 

Status Konservasi

 

Populasi Kambing Hutan Sumatera tidak diketahui. Secara umum, Kambing Hutan Sumatera makin sulit ditemui karena populasinya yang terus menurun hingga lebih dari 30% sejak 21 tahun terakhir. Populasi mereka yang terus berkurang akibat kehilangan habitatnya yaitu lahan hutan, pembangunan, penebangan liar, alih fungsi lahan, penambangan, fragmentasi populasi, konflik dengan manusia, dan perburuan liar.

Karena itu, Kambing Hutan Sumatera termasuk hewan dalam daftar di IUCN (International Union for the Conservation of Nature) Red List dengan status konservasi VU (Vulnerable).

Pemerintah Indonesia telah menetapkan Kambing Hutan Sumatera sebagai salah satu satwa yang dilindungi dari kepunahan berdasarkan PP Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa yang kemudian diperbaharui pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan P.20/MENHLK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.(jef)

Comments

Popular posts from this blog

Mambruk Victoria, Mambruk Endemik Papua Barat

Hyena Tutul, Hyena yang Licik dan Cerdas dalam Kelompok

Musang Madu yang Pemberani dan Ganas