Hering Kepala Merah yang Terancam Punah

Hering Kepala Merah merupakan spesies hering dari famili Accipitridae dan nama Latinnya yaitu Sarcogyps calvus. Hering Berkepala Merah disebut dalam bahasa Inggris yaitu Asian King Vulture, Pondicherry Vulture, dan Indian Black Vulture.

Hering Kepala Merah tersebar di Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, Myanmar, India, Sri Lanka, Bangladesh, dan Nepal.

 

Klasifikasi

 


Berikut klasifikasi Hering Kepala Merah

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Aves

Ordo : Accipitriformes

Famili : Accipitridae

Genus : Sarcogyps

Spesies : Sarcogyps calvus

 

Ciri-ciri

 


Hering Kepala Merah memiliki bentuk sayap yang lebar, besar, sempit, dan tampak berwarna gelap secara keseluruhan membuatnya sangat lincah ketika terbang.

Hering Kepala Merah memiliki kepala botak yang berwarna menonjol seperti merah tua dan oranye hingga merah pucat pada remaja. Mereka memiliki kepala dan tubuh bagian bawah yang berwarna merah terang.

Hering Kepala Merah memiliki bulu yang menawan dan berwarna hitam bahkan cokelat tua dengan pita yang yang berwarna abu-abu pucat di dasar bulu penerbangan.

Hering Kepala Merah memiliki kekuatan yang cukup besar sehingga mereka bisa membawa bangkai yang ukurannya 4 kali dari ukuran tubuhnya.

Hering Kepala Merah memiliki iris yang berbeda warna dari jenis kelamin dimana si jantan memiliki iris yang berwarna keputih-putihan dan pucat sedangkan si betina memiliki iris yang berwarna cokelat gelap.

Hering Kepala Merah memiliki lipatan kulit yang longgar menggantung di kedua sisi lehernya.

Hering Kepala Merah memiliki bercak-bercak yang berwarna putih kontras di sisi tubuh dengan garis yang berwarna putih membentang di sepanjang sayap.

Hering Kepala Merah memiliki panjang 78 – 86 cm, berat 3,5 – 6,3 kg, dan lebar sayap 1,9 – 2,6 m.

 

Habitat

 

Habitat Hering Kepala Merah di padang rumput terbuka, sabana, pegunungan, hutan gugur, lembah sungai, hutan kering, dan hutan tropis.

 

Kebiasaan

 


Hering Kepala Merah termasuk hewan yang aktif di siang hari (nocturnal) untuk terbang tinggi di atas dalam mencari makan.

Hering Kepala Merah termasuk hewan yang hidup menyendiri (solitary) atau berpasangan dan kemungkinan mereka juga mencari makan bersama burung hering lain di sekitar bangkai besar. Mereka terlihat terbang bersama dengan kawanan hering lainnya untuk mencari makan.

Hering Kepala Merah berkomunikasi menggunakan kicauan.

Hering Kepala Merah menunjukkan perilaku tertentu seperti melenggang atau melebarkan sayap untuk mengisyaratkan bahwa mereka mendominasi.

Hering Kepala Merah menggunakan pengelihatan untuk menemukan bangkai hewan mati.

Hering Kepala Merah sebenarnya cukup pemalu.

Hering Kepala Merah akan mempertahankan wilayahnya dan mengusir burung hering lainnya saat menjadi bagian dari pasangan yang berkembang biak.

Hering Kepala Merah juga merupakan pemburu oportunistis selain pemakan bangkai.

Hering Kepala Merah memiliki kecepatan tertinggi 30 mil/jam atau 48,2 km/jam.

Makanan

 

Hering Kepala Merah termasuk hewan pemakan daging (karnivora). Makanannya adalah bangkai hewan yang mati (seperti rusa, ternak, dan kura-kura). Akan tetapi, mereka kadang-kadang juga membunuh hewan yang terdampar atau terluka secara oportunistik.

 

Fakta Unik

 

Hering Kepala Merah berperan penting yaitu sebagai pemulung alami yang menjaga kebersihan lingkungan, membantu mencegah penyebaran penyakit dengan membersihkan bangkai hewan, dan menjaga ekosistem agar tetap sehat di habitatnya yaitu di anak benua India dan Asia Tenggara. 

Para ilmuwan di Thailand mengupayakan berbagai macam cara untuk mengembangbiakkan Hering Kepala Merah yang terancam punah sejak tahun 2005. Hingga April 2023, mereka berhasil menetaskan hering tersebut sehingga merupakan pengembangbiakkan pertama spesies Hering Kepala Merah yang berhasil di Thailand setelah 30 tahun terakhir.

 

Musim Kawin

 

Musim kawin Hering Kepala Merah berlangsung selama bulan Desember hingga April.

 

Cara Berkembang Biak

 

Hering Kepala Merah termasuk hewan yang bertelur (ovipar). Mereka mampu mengeluarkan 1 butir telur hering.

 

Status Konservasi

 

Populasi Hering Kepala Merah terus menurun karena kerusakan habitat aslinya, sengatan listrik, tabrakan dengan kabel listrik, dan keracunan akibat memakan bangkai yang terkontaminasi pestisida. Salah satu faktor signifikan dalam penurunan populasi Hering Kepala Merah yang cepat sejak abad ke-21 adalah NSAID farmasi diklofenak yang digunakan untuk mengobati ternak. Zat ini sangat beracun bagi burung hering dan memicu kematian. Meskipun penggunaan obat diklofenak pada ternak sekarang secara resmi dilarang, obat tersebut masih tersedia secara luas. Dalam ekosistem bersama, spesies burung hering yang dominan seperti burung hering Gyps memiliki keunggulan kompetitif dalam mengais bangkai dan mengalahkan Hering Kepala Merah untuk mendapatkan akses ke sumber makanan yang bisa menyebabkan kelangkaan makanan bagi spesies tersebut. Akibatnya kemungkinan Hering Kepala Merah memiliki akses terbatas ke kesempatan makan yang layak yang berpotensi memengaruhi kelangsungan hidup dan berkontribusi penururnan populasi mereka.

Karena itu, Hering Kepala Merah termasuk hewan dalam daftar di IUCN (International Union for the Conservation of Nature) Red List dengan status konservasi CR (Critically Endangered).(jef)

Comments

Popular posts from this blog

Mambruk Victoria, Mambruk Endemik Papua Barat

Hyena Tutul, Hyena yang Licik dan Cerdas dalam Kelompok

Musang Madu yang Pemberani dan Ganas