Macan Tutul Jawa yang Terancam Punah

Macan Tutul Jawa merupakan spesies macan tutul dari famili Felidae dan nama Latinnya yaitu Panthera pardus melas.

Macan Tutul Jawa tersebar di Indonesia dan menjadi satwa endemik pulau Jawa (Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur).

 

Klasifikasi

 


Berikut klasifikasi Macan Tutul Jawa

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Carnivora

Famili : Felidae

Subfamili : Pantherinae

Genus : Panthera

Spesies : Panthera pardus

Subspesies : Panthera pardus melas

 

Ciri-ciri

 


Macan Tutul Jawa memiliki bercak atau bintik-bintik roset yang berwarna hitam berbentuk menyerupai bunga dan sangat khas di seluruh tubuhnya baik sisi tubuh dan punggungnya.

Macan Tutul Jawa memiliki warna bulu yang bervariasi dari kuning keemasan, terang (jingga), hingga cokelat gelap. Rambut atau bulu hitam melanisme pada Macan Tutul Jawa sangat membantunya dalam beradaptasi dengan habitat hutan yang lebat dan gelap terutama kamuflase yang sangat baik di malam hari.

Macan Tutul Jawa memiliki tubuh yang ramping dan kuat dengan kaki yang panjang memungkinkannya mereka untuk bergerak lincah dan cepat di hutan.

Macan Tutul Jawa memiliki mata yang berwarna abu-abu keperakan dengan kepala yang lebar.

Macan Tutul Jawa memiliki perut yang berwarna putih.

Macan Tutul Jawa memiliki panjang 1,6 m, dan berat 25 – 60 kg. mereka merupakan yang paling kecil dibandingkan dengan subspesies macan tutul lainnya.

 

Habitat

 

Habitat Macan Tutul Jawa di hutan tropis dataran rendah, konifer, hutan dataran tinggi, pegunungan, hutan taiga, padang alluvial, sabana, padang rumput, hutan gugur, sekitar pemukiman, dan lereng gunung. Penyebaran Macan Tutul Jawa terbatas pada gunung atau hutan-hutan belantara.

 

Kebiasaan

 


Macan Tutul Jawa termasuk hewan yang aktif di malam hari (nocturnal) dan terutama sebagian besar aktif  di saat senja hingga fajar.

Macan Tutul Jawa termasuk hewan yang hidup menyendiri (solitary).

Macan Tutul Jawa dikenal sangat adaptif dan mampu bertahan hidup sangat lama dan di beberapa habitat. Mereka dapat bertahan hidup dalam kondisi di hutan hujan, padang pasir, padang rumput, wilayah pegunungan, semak belukar, dan rawa-rawa.

Macan Tutul Jawa berlari dengan kecepatan 58 km/jam serta melompat ke atas setinggi 3 m dan ke depan sejauh 6 m. Hal ini menjadikan predator dari Jawa ini gesit dan mampu mengejar mangsa dengan cepat sekaligus menyerang dari jarak dekat.

Macan Tutul Jawa jago di atas pohon karena mereka mampu memanjat hingga ketinggian 15 m untuk mengintai atau memangsa buruannya dan membawa hasil buruannya ke atas pohon untuk dimakan dengan aman tanpa ada gangguan dari predator lain.

Macan Tutul Jawa umumnya berburu di darat dan terutama mengandalkan indera pengelihatan serta indera pendengaran yang tajam dalam hal berburu.

Macan Tutul Jawa akan mengintai mangsa dan mengamatinya dengan mendekati sedekat mungkin dari jarak 5 m. Lalu akhirnya mereka menerkam dan membunuh mangsa dengan cara mencekik.

Macan Tutul Jawa tergolong hewan teritorial dan mereka akan menandai wilayahnya dengan menggaruk pohon, meninggalkan kotoran di beberapa tempat strategis, dan mengeluarkan auman sehingga mengurangi konflik antar individu dan memastikan distribusi sumber daya yang baik.

Macan Tutul Jawa dikenal sebagai predator oportunis yang berarti mereka akan memanfaatkan setiap kesempatan untuk mendapatkan makanan, termasuk bangkai hewan yang ditinggalkan oleh predator lain.

 

Makanan

 

Macan Tutul Jawa termasuk hewan pemakan daging (karnivora). Makanannya adalah mamalia kecil, kijang, babi hutan, monyet, rusa, Lutung Kelabu, Owa Jawa, dan burung. Macan Tutul Jawa memiliki diet yang beragam tergantung persediaan mangsa di habitatnya. Macan Tutul Jawa juga mencari mangsa atau makan di desa-desa terdekat dan diketahui memangsa anjing, ayam, hingga kambing peliharaan.

 

Fakta Unik

 

Jaguar dan Macan Tutul merupakan hewan yang mengalami melanistik yaitu kondisi seluruh bulunya menjadi berwarna hitam yang membuat dua kucing besar ini disebut Black Panther. Macan Kumbang merupakan merupakan Macan Tutul Jawa yang mengalami melanisme (mutasi genetik yang membuat produksi melanin menjadi sangat berlebihan). Frekuensi melanisme pada Macan Tutul Jawa relatif tinggi yang disebabkan oleh satu alel resesif yang dimiliki oleh macan tutul.

Penelitian genetik menunjukkan bahwa Macan Tutul Jawa memiliki perbedaan genetik yang signifikan dibandingkan dengan subspesies macan tutul lainnya sehingga menjadikan mereka sebagai subjek penting dalam studi evolusi dan konservasi. Menjaga keanekaragaman genetik mereka sangat penting untuk memastikan kelangsungan hidup jangka panjang.

Setelah kepunahan Harimau Jawa, Macan Tutul Jawa menjadi salah satu kucing besar di Pulau Jawa. Mereka mengambil peran Harimau Jawa sebagai predator puncak di habitatnya. Macan Tutul Jawa kehilangan predator alami karena menghilangnya Harimau Jawa sehingga semua hewan yang dulunya mangsa kucing besar berloreng dari Jawa ini sekarang menjadi mangsa bagi subspesies macan tutul tersebut.

Macan Tutul Jawa tergolong predator puncak di habitatnya dan berperan penting dalam ekosistem lokal dengan mengendalikan jumlah dan kesehatan populasi spesies ungulata liar.

 

Musim Kawin

 

Musim kawin Macan Tutul Jawa berlangsung sepanjang tahun.

 

Cara Berkembang Biak

 

Macan Tutul Jawa termasuk hewan yang memamah biak (vivipar). Mereka mampu melahirkan 2 – 4 ekor bayi macan tutul.

 

Status Konservasi

 

Populasi Macan Tutul Jawa terus menurun karena penyusutan habitat, kerusakan habitat, dan perburuan ilegal. Dalam kasus Macan Tutul Jawa, data sebaran yang minim dan populasi yang pemerintah miliki memperburuk keadaan sehingga sulit memperkirakan jumlah pasti subspesies macan tutul dari Indonesia tersebut di habitatnya. Fragmentasi habitat membuat populasi Macan Tutul Jawa sangat rentan terhadap penurunan genetik dan penyakit. Konflik dengan manusia sering terjadi terutama ketika macan tutul memangsa hewan ternak. Upaya konservasi terus dilakukan, salah satunya dengan memasukkan Macan Tutul Jawa sebagai hewan yang dilindungi. Hal ini tertulis dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.106/MENHLK/SETJEN/KUM.1/12/2018.

Karena itu, Macan Tutul Jawa termasuk hewan dalam daftar di IUCN (International Union for the Conservation of Nature) Red List dengan status konservasi EN (Endangered).

Macan Tutul Jawa dilindungi berdasarkan Undang-undang No. 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistem dan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999.(jef)

Comments

Popular posts from this blog

Hyena Tutul, Hyena yang Licik dan Cerdas dalam Kelompok

Musang Madu yang Pemberani dan Ganas

Mambruk Victoria, Mambruk Endemik Papua Barat