Cenderawasih Botak dari Papua Barat

Cenderawasih Botak merupakan spesies cendrawasih dari famili Paradisaeidae dan nama Latinnya yaitu Cicinnurus respublicaCenderawasih Botak  disebut juga dalam bahasa Inggris disebut Wilson’s Bird-of-Paradise.

Cenderawasih Botak  tersebar di pulau Waigeo dan Batanta di kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.

 

Klasifikasi

 


Berikut klasifikasi Cenderawasih Botak 

Kingdom: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Passeriformes

Famili: Paradisaeidae

Genus: Cicinnurus

Spesies: Cicinnurus respublica

 

Ciri-ciri

 


Cenderawasih Botak memiliki kaki yang berwarna biru gelap empat jari kaki yang terdiri dari tiga jari kaki ke ara depan dan satu jari ke arah belakang.

Cenderawasih Botak  memiliki kulit kepala tanpa bulu yang berwarna biru pucat atau biru dan begitu cerah di kepalanya dengan pola silang garis tipis yang berwarna hitam.

Si jantan memiliki bulu yang berwarna hitam dan merah dengan leher belakang atau tengkuk yang berwarna kuning disertai bagian mulut yang berwarna hijau muda atau hijau terang ditambah ekornya yang sangat unik yaitu dua bulu ekor yang melingkar ke atas dan berwarna ungu.

Si betina memiliki bulu yang berwarna kecokelatan dengan kulit yang berwarna biru muda di kepalanya.

Si jantan memiliki dada yang berpadu berwarna hijau kebiruan.

Si jantan memiliki panjang 21 cm dan berat 53 – 67 g sedangkan si betina memiliki panjang 16 cm berat 52 – 60 g.

 

Habitat

 

Habitat Cenderawasih Botak  di hutan dataran rendah, area perbukitan, hutan perbukitan, dan ketinggian sekitar 300 m. Mereka kemungkinan berada di hutan hujan dataran rendah dan hutan pegunungan tinggi di ketinggian 1.200 m.

 

Kebiasaan

 


Cenderawasih Botak  termasuk hewan yang hidup menyendiri (solitary).

Cenderawasih Botak sering membersihkan lantai tanah sebelum menari dimana aktivitas ini dilakukan oleh si jantan pada siang dan sore hari selama 30 menit. Si jantan menari di area khusus berupa lapangan kecil di tengah hutan lebat dengan pencahayaan yang baik. Mereka sangat hati-hati saat membersihkan arena ini seperti serasah daun dan ranting-ranting pohon serta memanggil sang betina dengan kicauan “ciuk…ciuk…ciuk” yang dilakukan sebanyak empat kali dengan durasi 5 – 10 menit.

Si jantan menari dengan gerakan vertikal di ranting pohon kecil yang dilanjutkan dengan memamerkan keindahan bulu pada bagian dada yang berpadu warna hijau kebiruan dan ekornya yang melengkung. Selama melakukan ritual tarian, si jantan sering aktif bergerak untuk memperlihatkan sisi tubuhnya termasuk bagian belakang kepala. Di ranting atas, si betina memperhatikan setiap gerakan dan tarian penakluknya.

Cenderawasih Botak mampu hidup 5 – 8 tahun di alam liar tetapi mampu mencapai hingga 30 tahun di penangkaran.

Cendrawasih Botak memiliki indera penciuman yang sangat baik dan bisa terganggu oleh aroma yang tidak dikenalinya. Mereka juga memiliki indera pendengaran yang juga sangat baik.

Cenderawasih Botak sangat bergantung pada buah dari pohon di hutan hujan Indnesia yang musim tanamnya

 

Makanan

 

Cenderawasih Botak  termasuk hewan pemakan segala (omnivora). Makanannya adalah buah-buahan, invertebrata kecil, dan aneka serangga kecil.

 

Fakta Unik

 

Cenderawasih Botak dikenal luas sejak tahun 1873. Ketika itu, seorang peneliti avifauna dan naturalis yang bernama Daniel Giraud Elliot berhasil mendokumentasikan spesies ini dalam bentuk gambar. Gambar tersebut lantas diterbitkan di London pada tahun yang sama. Berkenaan dengan hal tersebut, keindahan Cenderawasih Botak mulai dikenal oleh masyarakat dan dikagumi hingga sekarang. Penamaan ilmiah “respublica” dari Cenderawasih Botak diberikan oleh Charles Lucien Bonaparte yang merupakan keponakan dari Napoleon Bonaparte. Charles Lucien Bonaparte merupakan seorang pengikut aliran republik. Pada saat itu, ahli zoologi akan memberikan spesies baru temuan mereka kepada keluarga kerajaan. Charles Napoleon Bonaparte memilih untuk menamai spesies cenderawasih ini “respublica” untuk menghormati republik dan ideologinya. Charles mendeksripsikan Cenderawasih Botak dari spesimen yang dibeli oleh Edward Wilson yang merupakan seroang ahli biologi Inggris beberapa bulan sebelum John Cassin. Cenderawasih Botak dinamai Wilson’s Bird-of-Paradise untuk menghormati Edward Wilson.

Sumber yang sama menjelaskan bahwa ada banyak legenda dan tradisi tentang Cenderawasih Botak. Salah satu legenda yang mengatakan bahwa cendrawasih ini merupakan reinkarnasi peri yang terbang di sekitar hutan. Bulu Cenderawasih Botak sering digunakan dalam simbol dalam upacara dan tarian-tariannya.

 

Musim Kawin

 

Musim kawin Cenderawasih Botak terjadi sebanyak dua kali dalam satu tahunnya dimana musim kawin pertama terjadi antara bulan Mei dan Juni serta musim kedua terjadi pada musim gugur di bulan Oktober.

 

Status Konservasi

 

Populasi Cenderawasih Botak semakin menurun karena degradasi hingga fragmentasi habitat, perburuan, alihfungsi lahan hutan, dan perdagangan ilegal.

Karena itu, Cenderawasih Botak termasuk hewan dalam daftar di IUCN (International Union for the Conservation of Nature) Red List dengan status konservasi NT (Near Threatened) dan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) Apendiks II.

Sebagai anggota keluarga Paradisaidae, eksitensi Cenderawasih Botak dilindungi oleh negara melalui Permen Nomor P.106/MENHLK/SETJEN/KUM.1/12/2018.

Cenderawasih Botak masuk dalam daftar jenis satwa dilindungi berdasarkan UU No. 5 tahun 1990 dan PP No. 7 tahun 1999.(jef)

Comments

Popular posts from this blog

Hyena Tutul, Hyena yang Licik dan Cerdas dalam Kelompok

Musang Madu yang Pemberani dan Ganas

Mambruk Victoria, Mambruk Endemik Papua Barat