Makaka Jepang Endemik Jepang

Makaka Jepang merupakan spesies monyet dari famili Cercopithecidae dan nama Latinnya yaitu Macaca fuscata. Makaka Jepang sering disebut juga dengan Monyet Salju atau Monyet Jepang. Di Jepang Makaka Jepang disebut sebagai Nihonzaru.

Makaka Jepang tersebar di pulau Honshu, Kyushu, Shikoku, dan Tanjung Shimonokita yang terletak di bagian paling utara pulau Honshu hingga pulau Yakushima di selatan Kyushu.

 

Klasifikasi

 


Berikut klasifikasi Makaka Jepang

Kingdom: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Mamalia

Ordo: Primata

Subordo: Haplorhini

Infraordo: Simiiformes

Famili: Cercopithecidae

Genus: Macaca

Spesies: Macaca fuscata

 

Ciri-ciri

 

Makaka Jepang memiliki bulu yang tebal, padat, dan berwarna cokelat hingga keabu-abuan untuk menyesuaikan diri dengan suhu yang rendah -20˚C dengan wajah yang berwarna merah muda. Akan tetapi bulu-bulunya dipenuhi dengan salju dan kulit wajahnya berubah menjadi merah jambu.

Makaka Jepang memiliki wajahnya yang terlihat pucat karena kedinginan tetapi warnanya  yang merah tersebut sebenarnya hanya tanda monyet ini yang mencapai usia dewasa.  

Makaka Jepang memiliki ekor yang pendek berukuran 10 cm.

Makaka Jepang memiliki kulit kaki dan tangan yang berwarna hitam.

Makaka Jepang memiliki tinggi 523 – 570 mm, panjang 52,3 – 57 cm, dan berat 8 – 11 kg. Si jantan memiliki berat 10 – 14 kg sedangkan si betina memiliki berat 5,5 kg.

 

Habitat

 


Habitat Makaka Jepang di hutan gugur, hutan cemara berdaun lebar, hutan subtropis bagian selatan, kawasan subalpine, hutan musim, hutan sub-arktik di area pegunungan wilayah yang ditempatinya, kawasan bersalju, dan hutan sering hijau yang berada di bawah ketinggian 1.500 m.

 

Kebiasaan

 


Makaka Jepang termasuk hewan yang aktif di siang hari (diurnal).

Makaka Jepang termasuk hewan yang hidup berkelompok dalam kawanan karena bersosialisasi dimana dalam 1 kawanan terdiri dari 20 – 30 ekor yang hidup berdampingan. Si jantan dominan akan membantu mengurus anak-anak, memutuskan kawanan kemana harus pergi, dan melindungi kawanan dari predator. Si betina cenderung dalam kelompok yang sama sepanjang hidupnya bahkan menghabiskan waktu bersama dan merawat anak-anaknya.

Makaka Jepang bisa beradaptasi dengan mudah di lingkungan yang lebih hangat meskipun hidup di kawasan bersalju.

Makaka Jepang berkomunikasi dengan sesamanya baik menggunakan isyarat wajah maupun secara visual dan suka mengeluarkan suara “coo” yang dikenal berfungsi untuk menjaga pasukan tetap bersama saat makan maupun bergerak.

Si jantan lebih suka berada di tanah sehingga banyak beraktivitas dengan tenang sedangkan si betina lebih banyak arboreal atau menghabiskan waktunya di atas pohon.

Makaka Jepang bertahan hidup dengan suhu rata-rata -20˚C.  

Makaka Jepang sangat cerdas karena kerap bermain bola salju dan batu.

Makaka Jepang merupakan omnivora oportunis yaitu makanannya bergantung dari musim yang sedang berlangsung dan akan memakan apapun yang jumlahnya melimpah di musim tersebut bahkan monyet ini biasanya mencuci makanannya sebelum dimakan karena monyet ini biasanya membersihkan makanannya dari kotoran dengan mencuci di laut.

 Makaka Jepang memiliki kebiasaan yang unik yaitu berendam dan mandi di air panas atau air hangat selama beberapa jam dimana sekelompok monyet tersebut melakukan perjalanan ke mata air panas dan berkerumun di di permandian untuk menghindari suhu yang dingin sekaligus membersihkan tubuh mereka dari kotoran.

 

Makanan

 

Makaka Jepang termasuk hewan pemakan segala (omnivora). Makanannya adalah buah, biji-bijian, kulit kayu, jamur, kulit kayu, daun-daunan, akar-akaran, buah beri, serealia, tunas pohon, serangga, burung, telur, dan 213 spesies tanaman.

 

Fakta Unik

 

Makaka Jepang menjadi salah satu primata yang hidup di belahan bumi paling utara.

Makaka Jepang berkumpul bersama dengan Rusa Sika dimana rusa ini sering mengikuti Makaka Jepang yang sedang mencari makan di pepohonan. Mereka mendorong ranting pohon yang dipenuhi dengan daun ke bawah untuk membantu Rusa Sika menggapai daun yang dimakannya. Kemungkinan Makaka Jepang terlihat menunggangi rusa tersebut.

 

Musim Kawin

 

Musim kawin Makaka Jepang berlangsung bulan September hingga April.

 

Cara Berkembang Biak

 

Makaka Jepang termasuk hewan yang melahirkan (vivipar). Mereka mampu melahirkan 1 ekor bayi monyet.

 

Status Konservasi

 

Populasi Makaka Jepang saat ini stabil dan tidak menghadapi ancaman besar karena monyet ini biasanya ditemukan di daerah setempat dan tersebar luas di seluruh wilayahnya. Makaka Jepang sering diburu karena dianggap hama yang mengganggu tanaman pertanian.

Karena itu, Makaka Jepang termasuk hewan dalam daftar di IUCN (International Union for the Conservation of Nature) Red List dengan status konservasi LC (Least Concern).(jef)

Comments

Popular posts from this blog

Mambruk Victoria, Mambruk Endemik Papua Barat

Musang Madu yang Pemberani dan Ganas

Hyena Tutul, Hyena yang Licik dan Cerdas dalam Kelompok