Ngengat Atlas Si Ngengat Terbesar di Dunia

Ngengat Atlas merupakan spesies ngengat dari famili Saturniidae dan nama Latinnya yaitu Attacus atlas. Ngengat Atlas disebut juga Kupu-kupu Gajah.

Ngengat Atlas tersebar di India, Sri Lanka, Bhutan. Asia Timur, Nepal, Cina, Hongkong, Taiwan, wilayah tropis dan subtropis Asia Tenggara (umumnya ditemukan di Kepulauan Nusantara).

 

Klasifikasi

 


Berikut klasifikasi Ngengat Atlas

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Class : Insecta

Ordo : Lepidoptera

Famili : Saturniidae

Genus : Attacus

Spesies : Attacus atlas

 

Ciri-ciri 

 


Ngengat Atlas memiliki bentuk sayap yang membulat serta sayap bagian depan memiliki tonjolan dari tepi distal anterior dengan dasar sayap yang berwarna oranye muda, cokelat muda, hingga cokelat kemerahan disertai pola yang berwarna putih, hitam, cokelat, hingga merah muda ditambah titik hialin segitiga atau area tembus pandang yang berfungsi sebagai bintik mata di bagian sayapnya bahkan ujung sayapnya terlihat menyerupai kepala ular dan berwarna terang.

Ngengat Atlas dewasa hanya memiliki vestigial mouthparts (mulut vestigial) atau tidak memiliki mulut.

Ngengat Atlas memiliki tubuh yang gemuk dan berwarna cokelat kemerahan hingga cokleat jingga bahkan warnanya bisa bervariasi.

Ulat Ngengat Atlas memiliki tubuh yang berwarna hijau terang hingga hijau kebiruan dengan tonjolan putih berdiri disertai lapisan mirip lilin putih disertai bercak yang berwarna oranye di ujung belakang tubuhnya.

Si jantan memiliki antena yang lebih besar dan berbulu sangat tebal dibandingkan si betina untuk mencium bau feromon yang dilepaskan oleh si betina dari kejauhan.

Ngengat Atlas memiliki dua mata majemuk yang besar.

Ngengat Atlas memiliki panjang 30 – 40 mm dan rentang sayap 21 – 25 cm atau 30 cm  dengan luas bidang sayap mencapai 400 cm² menjadikannya sebagai ngengat terbesar di dunia sedangkan ulat dari ngengat ini memiliki panjang 12 cm. Si betina lebih besar dibandingkan si jantan.

 

Habitat

 

Habitat Ngengat Atlas di hutan tropsi kering, hutan sekunder, semak belukar, serta hutan hujan tropis dan subtropis.

 

Kebiasaan

 

Ngengat Atlas termasuk hewan yang aktif di malam hari (nocturnal).

Ngengat Atlas lebih banyak menghabiskan waktunya di pohon dan aktif terbang ketika hari mulai gelap. Mereka sebagian besar terbang di malam hari untuk menghemat energi.

Ngengat Atlas memiliki umur yang sangat singkat sekitar 2 minggu atau 14 hari.

Ulat Ngengat Atlas bisa menyemprotkan cairan dalam jarak hampir 30,48 cm untuk melawan predator dan juga mampu menyemprotkan cairan sekresi yang mengiritasi ke mata burung pemangsa hingga jarak 50,8 cm.

Ngengat Atlas tidak pernah makan dan mereka mengandalkan cadangan makanan yang dikumpulkannya semasa berwujud larva. Tugas Ngengat Atlas dewasa adalah kawin dan berkembang biak.

Sebagai bentuk pertahanan diri, Ngengat Atlas memanfaatkan corak sayapnya untuk berkamuflase di antara kerimbunan tumbuhan. Mereka juga akan mengepakkan atau menggerakkan sayapnya yang besar secara perlahan menirukan gerakan seekor ular untuk mengelabui predator.

Ulat Ngengat Atlas menghabiskan hampir seluruh waktunya dengan makan sehingga semakin banyak makanan yang dikonsumsi oleh mereka maka semakin banyak cadangan makanan yang bakal dimiliki oleh ngengat dewasa.

 

Makanan

 

Ulat Ngengat Atlas termasuk hewan pemakan tumbuhan (herbivora). Makanannya adalah berbagai jenis daun tumbuhan seperti daun pohon sitrus, kayu manis, jambu biji, jeruk, pohon cemara, hingga mangga.

 

Predator

 

Hewan yang suka memangsa Ngengat Atlas adalah kadal dan burung.

 

Fakta Unik

Ngengat Atlas dinamai sesuai dengan titan mitologi Yunani karena ukurannya yang besar tetapi juga karena pola-pola di sayapnya menyerupai peta (atlas). Ngengat Atlas disebut Kupu-kupu Gajah kemungkinan karena ukuran tubuhnya yang besar. Di Cina Selatan dan Guangzhou (Kanton), Ngengat Atlas juga dikenal dengan nama “Ngengat Kepala Ular” karena merujuk pada ujung sayap depannya yang menyerupai kepala ular.

Ulat Ngengat Atlas juga menghasilkan sutra (dalam bahasa India disebut fagara) dan digunakan mereka untuk membuat kepompong. Sutra dari ulat ngengat ini cukup kuat, tahan lama, memiliki tekstur seperti wol, dan memiliki kualitas yang sangat baik. Cangkang kepompong mereka yang ditinggalkan seringkali dipanen, lalu digunakan untuk membuat bermacam-macam pakaian, sepatu, dan tas. Di beberapa wilayah, kepompong jenis ngengat ini digunakan untuk pembuatan dompet kecil, dasi, syal, dan kemeja.

 

Kawin

 

Ngengat Atlas hanya memiliki 1 – 2 minggu untuk kawin dan bereproduksi. Si jantan bisa kawin beberapa kali tergantung berapa lama menemukan si betian yang tepat sedangkan si betina cenderung kawin hanya dengan satu jantan. Si betina menghasilkan feromon dan si jantan akan mencium serta mendeteksi bau tersebut menggunakan antenanya dari kejauhan. Si jantan berhasil menemukan si betina dan keduanya akan kawin.

 

Cara Berkembang Biak

 

Ngengat Atlas termasuk hewan yang bertelur (ovipar). Mereka mampu mengeluarkan 134 – 169 telur ngengat bahkan jumlahnya mencapai 300 butir. Si betina yang sudah kawin akan mengeluarkan telur-telurnya lalu dilekatkan di bagian bawah daun tumbuhan yang akan menjadi makanan larva atau ulat ngengat. Telur dari ngengat ini membutuhkan waktu 2 minggu untuk menetas. Selama hidup dalam tahap ulat, mereka akan terus makan tanpa berhenti hingga memasuki tahap kepompong. Setelah sekitar 1 bulan atau lebih, ulat akan berhenti makan dan berubah menjadi kepompong. Setelah 3 minggu, kepompong tersebut akan pecah dan Ngengat Atlas akan keluar dari kepompongnya sekitar 8 – 10 jam setelah menetas.(jef)

Comments

Popular posts from this blog

Hyena Tutul, Hyena yang Licik dan Cerdas dalam Kelompok

Musang Madu yang Pemberani dan Ganas

Mambruk Victoria, Mambruk Endemik Papua Barat