Dugong Mamalia Laut Herbivora

Dugong merupakan mamalia laut dari famili Dugongidae dan nama Latinnya yaitu Dugong dugon. Dugong sering disebut juga dengan Duyung.

Dugong tersebar di kawasan perairan sekurang-kurangnya di 37 negara wilayah Indo-Pasifik walaupun kebanyakan mamalia laut ini tinggal di kawasan timur Indonesia dan perairan utara Australia. Lautan Australia merupakan rumah bagi populasi Dugong terbesar di dunia. Penyebaran Dugong di perairan Indonesia terdapat di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Kepulaun Sunda Kecil, Sulawesi, Maluku hingga Papua, Kepulauan Bintan, Pulau Seram, dan Pulau Kei.

 

Klasifikasi

 


Berikut klasifikasi Dugong

Kingdom: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Mamalia

Ordo: Sirenia

Famili: Dugongidae

Subfamili: Dugonginae

 Genus: Dugong

Spesies: Dugong dugon

 

Ciri-ciri

 

Dugong memiliki bulu tebal (vibrissae) sebagai rambut sensorik di moncongnya untuk mendeteksi makanan yang berarti memiliki rambut kasar di sekitar mulut untuk mendeteksi lamun atau rumput laut sebagai makanannya.

Dugong memiliki sirip yang panjangnya 35 – 45 cm berguna sebagai pendorong dan sebagai alat kemudi dengan ekor yang datar dan lebar menyerupai lumba-lumba bahkan paus.

Dugong memiliki moncong yang lebar dan berbulu dengan bibir atas yang sumbing yang sangat berotot dan menonjol di atas mulutnya.

Dugong memiliki kepala yang besar, tumpul, dan ditutupi oleh rambut jarang yang memberikan kesan “kumis” di wajahnya cocok untuk mengambil nafas di permukaan air.

Dugong memiliki mata yang kecil membuat mamalia laut herbivora ini sulit melihat sehingga indera pengelihatannya buruk.

Dugong memiliki kulit yang tekstur halus, kuat, tebal, dan berwarna krem pucat hingga abu-abu gelap atau abu-abu gelap kecokelatan di bagian samping dan punggungnya.

Dugong memiliki gading yang sebanarnya hanya dua gigi depan yang panjang, tajam, dan bersudut. Tidak semua mereka memiliki gading, gading si jantan akan tumbuh saat mereka mulai tumbuh dewasa sementara si betina akan memiliki gading ketika mereka tua. Usia Dugong bisa dilihat pada cincin bagian ini.

Dugong memiliki katup yang unik di lubang hidungnya untuk mencegah air merembes masuk ketika mereka kembali menyelam ke laut.

Dugong memiliki panjang 3 – 4 m dan berat 400 – 420 kg.

 

Habitat

 

Habitat Dugong di perairan dangkal yang tenang seperti teluk dan hutan bakau, habitat perairan asin dan segar, serta perairan hangat yang kaya akan padang lamun. Mereka sering ditemukan di sekitar padang lamun, terumbu karang, dan daerah pesisir yang memiliki tumbuhan air.

 

Kebiasaan

 


Dugong termasuk hewan yang hidup kelompok dalam kawanan yang bervariasi terdiri dari 2 – 200 ekor. Kelompok yang lebih kecil terdiri dari sepasang induk dan anaknya. Mereka beraktivitas tunggal, berpasangan, atau kawanan.

Dugong memiliki angka harapan hidup yang tinggi dan lebih lama yaitu bisa berumur hingga 70 tahun.

Dugong memiliki indera pendengaran yang sangat menakjubkan tetapi indera peneglihatan lebih buruk dibandingkan Manatee. Mereka memanfaatkan indera penciumannya memungkinkan untuk merasakan bahan kimia di lingkungan sekitar hingga tingkat tertentu dan mendeteksi dugong lain serta mencari makan.

Dugong akan mencabut rumput laut dengan moncongnya dan kemudian menggoyangkan kepalanya untuk menyingkirkan pasir. Mereka sering ditemukan berenang di dekat padang lamun.

Dugong memiliki ketergantungan dengan sumber makanan utamanya, lamun. Mereka memakan sekitar 28 – 40 kg lamun setiap hari. Mereka bermigrasi jarak jauh untuk meneumkan padang lamun juga didorong oleh tumbuhan lamun yang merupakan makanan utamanya.

Dugong tergolong sangat sensitif terhadap suara sehingga mereka akan stress jika mendengar suara derum kapal atau sumber yang berisik lainnya.

Dugong mampu berenang dan menahan napas hingga 12 menit dan harus berenang ke permukaan untuk bernapas. Mereka bisa menyelam hingga kedalaman 33 m untuk mencari makan.

Dugong menghabiskan waktu beberapa jam untuk merumput di dasar laut.

Dugong berkomunikasi menggunakan gonggongan, kicauan, mencicit, getar, siulan, dan suara lainnya yang dapat merambat melalui air.

 

Makanan

 

Dugong termasuk hewan pemakan tumbuhan (herbivora). Makanannya adalah rumput laut, alga laut, ganggang, dan lamun atau seagrass (makanan favorit dan makanan utama Dugong).

 

Fakta Unik

 

Dugong masuk ke dalam kelompok ordo mamalia herbivora yaitu Sirenia. Sirenia merupakan ordo yang terdiri dari Manatee dan Dugong. Ordo ini dipercaya oleh para ilmuwan memiliki hubungan yang dekat dengan gajah yang di darat. Tidak hanya gajah, Dugong juga berkerabat dengan Manatee dan Hyrax.

Dugong dipercaya sebagai awal dari berbagai kisah mitologi yang menceritakan tentang putri duyung (mermaid).

Dugong berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut. Dengan memakan padang lamun, Dugong membantu mengontrol pertumbuhan tumbuhan yang pada gilirannya memberikan ruang bagi spesies lain untuk berkembang. Hal ini bisa mencegah kerusakan terhadap habitat laut lainnya yang bergantung pada ekosistem tersebut.

 

Musim Kawin

 

Musim kawin Dugong berlangsung sepanjang tahun.

 

Cara Berkembang Biak

 

Dugong termasuk hewan yang melahirkan (vivipar). Mereka mampu melahirkan 1 ekor bayi dugong.  

 

Status Konservasi

 

Populasi Dugong terus menurun sehingga populasi mereka diperkirakan menurun hingga 20% selama 90 tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh perburuan, dampak perluasan pelabuhan, terjaring yang tak disengaja, terluka oleh baling-baling mesin kapal, tabrakan dengan kapal, kehilangan habitat, terdampar di perairan yang dangkal, dan polusi.

Karena itu, Dugong termasuk hewan dalam daftar di IUCN (International Union for the Conservation of Nature) Red List dengan status konservasi VU (Vulnerable) dan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) Apendiks I.

 Menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Dugong dikategorikan sebagai biota perairan yang dilindungi karena jumlah populasi mereka terus menurun akibat perburuan,(jef)

Comments

Popular posts from this blog

Mambruk Victoria, Mambruk Endemik Papua Barat

Hyena Tutul, Hyena yang Licik dan Cerdas dalam Kelompok

Musang Madu yang Pemberani dan Ganas