Nilgai si Antelop dari India
Nilgai merupakan spesies antelop dari famili Bovidae dan nama Latinnya yaitu Bosephalus tragocamelus. Nilgai disebut juga sebagai Sapi Biru dalam bahasa India.
Nilgai
tersebar di bagian tengah dan barat-laut India (Himalaya bagian selatan hingga
Mysor), India, Nepal, Pakistan, dataran rendah Terai, India Tengah, dan India
bagian utara. Beberapa Nilgai sudah diperkenalkan ke Texas dan Amerika Serikat
untuk perburuan eksotis bahkan sekarang berkembang biak di sana juga.
Klasifikasi
Berikut
klasifikasi Nilgai
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mamalia
Ordo: Artiodactyla
Famili: Bovidae
Subfamili: Bovinae
Genus: Bosephalus
Spesies: Bosephalus tragocamelus
Ciri-ciri
Nilgai
jantan memiliki surai di bagian tengkuk hingga punggung dengan “rambut panji”
di tengah bagian bawah leher yang bisa mencapai 13 cm.
Si
jantan memiliki tanduk yang biasanya melengkung ke atas, tajam, dan berwarna
hitam dengan panjang 20 – 25 cm sedangkan si betina memiliki tanduk yang sangat
pendek dan lebih ramping.
Nilgai
umumnya memiliki kaki depan yang sangat panjang dan sering ditandai dengan
menyerupai “kaus kaki” yang berwarna putih bahkan hewan ini memiliki kaki yang
panjang dan ramping untuk menopang tubuhnya yang kekar.
Nilgai
memiliki kepala yang ramping dan panjang bahkan si jantan memiliki kulit yang
tebal di kepala dan leher untuk melindunginya dari perkelahian.
Si
jantan memiliki tubuh yang berwarna kuning kecokelatan hingga biru keabu-abuan
serta berwarna hitam (jika sudah tua) bahkan berwarna lebih gelap di bagian
atas, berwarna cenderung lebih terang di bagian bawah, dan berwarna putih di
bagian kepala, pipi, hingga leher.
Si
betina memiliki bulu yang berwarna lebih terang dibandingkan si jantan yaitu
berwarna cokelat muda atau kuning kecokelatan dan cenderung sangat homogen.
Nilgai
memiliki ekor yang berumbai dengan beberapa bintik yang berwarna putih dan
ujungnya berwarna hitam.
Nilgai
memiliki garis memanjang yang berwarna putih dari perut bagian bawah dan
melebar ketika mendekati bokongnya.
Nilgai
memiliki tinggi 1,2 – 1,5 m dan panjang 1,8 – 2,1 m. Si jantan memiliki berat
240 – 288 kg sedangkan si betina memiliki berat 100 – 210 kg.
Habitat
Habitat
Nilgai di daerah dengan semak-semak pendek, stepa, lereng bukit, hutan
berumput, hutan belukar, padang rumput, dan dataran berumput.
Kebiasaan
Nilgai
termasuk hewan yang hidup berkelompok dalam kawanan yang terdiri dari satu si
jantan dewasa, beberapa si betina, dan anak-anak. Si jantan berperan dalam
memimpin kelompok dan bertanggung jawab melindungi anggota kelompok dari
ancaman. Ukuran kelompok mreka beragam tergantung faktor seperti ketersediaan
sumber makanan dan faktor lingkungan bahkan umumnya kelompok hewan tersebut
terdiri dari 10 – 20 individu bahkan ada 70 ekor Nilgai.
Nilgai
termasuk hewan yang aktif di siang hari (diurnal) untuk mencari makan sehingga
mereka beraktivitas sejak pagi hingga sore untuk melakukan hal tersebut.
Nilgai
mampu bertahan untuk waktu yang hampir lama tanpa minum air di musim panas
karena antelop ini minum secara teratur.
Nilgai
memiliki indera pendengaran dan pengelihatan yang baik.
Meskipun
pendiam, Nilgai mengeluarkan suara gerutuan ketika mereka khawatir bahkan si
betina akan mengeluarkan suara “klik” ketika menyusui.
Nilgai
mampu berlari hingga dengan kecepatan 48 km/jam.
Nilgai
mampu beradaptasi dengan berbagai habitat. Walaupun tidak terlalu bergantung pada
air, mereka sewaktu-waktu akan meninggalkan wilayahnya jika semua sumber air
mengering.
Nilgai
merupakan hewan pemalu dan tergolong cenderung jinak.
Ketika
merasa terganggu, Nilgai akan melarikan diri 300 – 700 m dari bahaya.
Makanan
Nilgai
termasuk hewan pemakan tumbuhan (herbivora). Makanannya adalah rumput,
dedaunan, tunas, buah-buahan, bunga, tumbuhan herbal, tumbuhan kayu, dan batang
atas pohon.
Fakta
Unik
Nama
Nilgai berasal dari bahasa Hindi yaitu “nilgaw” artinya “sapi biru”
berdasarkan perubahan warna tubuh si jantan yaitu dari kuning kecokelatan
hingga biru keabu-abuan. Meskipun demikian, Nilgai bukan tergolong spesies sapi
karena mereka tergolong dalam genus Bosephalus.
Nilgai
di bawa ke Amerika Serikat sebelum pertengahan tahun 1920-an hewan kebun
binatang. Ada lebih dari 36 ribu keturunan para “sapi biru” yang diperkenalkan
ke Texas pada tahun 1930-an.
Nilgai
pertama kali dijelaskan oleh zoologis Jerman Peter Simon Pallas tahun 1766.
Musim
Kawin
Musim
kawin Nilgai berlangsung sepanjang tahun dengan puncak Desember hingga Maret.
Cara
Berkembang Biak
Nilgai
termasuk hewan yang melahirkan (vivipar). Mereka mampu melahirkan 1 – 2 ekor bayi
antelop.
Status
Konservsasi
Populasi
Nilgai di India (Bihar, Chhattisgarh, Haryana, Madhya Pradesh, Uttra Pradesh,
dan Rajasthan) masih terbilang banyak sehingga berlimpah dan tersebar luas. Tetapi
kondisi tersebut memicu dampak buruk terhadap panen masyarakat karena antelop
tersebut sering masuk dan menginjak-injak ladang pertanian sehingga para petani
memutuskan untuk mogok makan agar pemerintah mengganti hasil pertanian yang
rusak. Alhasil, pemerintah India melegalkan perburuan Nilgai karena merupakan “hama”.
Ancaman utama antelop ini adalah perburuan, penggundulan hutan, dan degradasi
habitat.
Karena
itu Nilgai termasuk hewan dalam daftar di IUCN
(International Union for the Conservation of Nature) Red List dengan
status konservasi LC (Least Concern) dan CITES (Convention
on International Trade in Endangered Species) Apendiks III.(jef)
Comments
Post a Comment