Bunglon Surai yang Bisa Berubah Warna
Bunglon Surai merupakan spesies kadal dari famili Agamidae dan nama Latinnya yaitu Bronchocela jubata. Bunglon Surai disebut dalam bahasa Inggrisnya yaitu Maned Forest Lizard. Di Melayu, Bunglon Surai disebut sebagai Bengkarung Surai. Di Jawa dan Sunda, Bunglon Surai disebut juga Londok atau Lunduk.
Bunglon
Surai tersebar di Filipina, Thailand, Kamboja, dan
kepulauan Nusantara (Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Singkep, Sulawesi,
Karakelang, kepulauan Nikobar,dan kepulauan Salibabu).
Klasifikasi
Berikut klasifikasi Bunglon Surai
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Classo : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Iguania
Famili : Agamidae
Genus : Bronchocela
Spesies : Bronchocela jubata
Ciri-ciri
Bunglon
Surai memiliki tubuh yang ramping dengan ekor yang panjang memungkinkannya
bergerak dengan lincah di atas ranting-ranting pohon.
Bunglon
Surai memiliki punggung dan sisi tubuhnya berwarna hijau muda hingga hijau tua
kekuningan dengan bagian bawah tubuh yang berwarna keputihan, kekuningan, dan
hijau pucat. Tubuh mereka juga berwarna cokelat kekuningan hingga hijau kusam
ketika merasa terganggu.
Bunglon
Surai memiliki deretan gerigi (surai) yang bersisik pipih, panjang, meruncing,
dan cukup lunak di belakang lehernya.
Bunglon
Surai memiliki kepala yang berbentuk bujur sangkar dan dilapisi sisik-sisik
bersudut serta menonjol dengan mata yang diikelilingi kelopak mata yang besar,
fleskibel, dan dihiasi oleh bintik-bintik hampir berwarna hijau gelap.
Bunglon
Surai memiliki kaki, jari, ekor yang panjang, dan cakar yang kuat memudahkannya
sangat ahli dalam memanjat. Mereka memiliki telapak tangan dan kaki yang
berwarna cokelat kekuningan dengan ekor yang berwarna hijau muda disertai
belang-belang yang berwarna hijau tua sedikit kebiruan. Semakin ke ujung,
coraknya berwarna cokelat ranting.
Bunglon
Surai memiliki kantong di bawah dagu dimana si jantan memiliki bagian tersebut
yang lebih besar. Daerah sekitar dagu berwarna kebiruan.
Bunglon
Surai memiliki panjang 55 cm.
Habitat
Habitat Bunglon Surai di
area perkebunan, pekarangan sekitar rumah, hutan hujan tropis, hutan dataran
rendah, lahan pertanian, semak belukar, di antara tumbuhan yang tumbuh rapat, dan
semak-semak serta pepohonan di pinggiran hutan.
Kebiasaan
Bunglon
Surai memiliki adaptasi khusus untuk kehidupan arboreal yaitu tubuhnya ramping
dan ekornya panjang memungkinkannya bergerak lincah di beberapa ranting pohon.
Bunglon
Surai menangkap mangsa dengan cara berdiam diri di antara dedaunan ranting.
Mereka akan menunggu dengan sabar di pucuk pohon atau bergoyang perlahan-lahan
seolah-olah terombang-ambing dalam hembusan angin. Ketika mangsa mendekat,
mereka akan menyerang dengan cepat.
Bunglon
Surai memiliki gigitan yang cukup menyakitkan dan luka yang ditimbulkan tidak
terlalu dalam.
Bunglon
Surai memanjat semak dan tumbuhan pendek bahkan mereka juga mampu memanjat
pohon hingga ketinggian 10 m.
Bunglon
Surai seringkali tampak jatuh dari semak-semak atau pohon ketika mengejar
mangsa, meskipun mereka akan dengan cepat kembali berlari ke dalam semak atau
pohon terdekat.
Bunglon
Surai sangat menyukai wilayah dengan curah hujan yang tinggi.
Bunglon
Surai memiliki kemampuan mengubah warna tubuhnya untuk menyseuaikan diri dengan
lingkungan sekitar yang sulit untuk terlihat oleh predator sehingga hal ini
dinamakan mimikri. Mereka biasanya mengubah warna kulitnya menjadi cokelat atau
hitam ketika terancam.
Bunglon
Surai melompat dengan jarak yang cukup jauh membantunya menghindari predator
atau dalam berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dengan cepat.
Bunglon
Surai berjemur untuk menjaga suhu tubuhnya ketika pagi hari tiba sehingga hal
ini dikarenakan ketika pagi hari tubuh mereka dipenuhi oleh embun. Mereka akan
berpindah ke tempat terbuka dan terkena sinar matahari untuk mengeringkan serta
menyesuaikan tubuhnya.
Makanan
Bunglon
Surai termasuk hewan pemakan daging (karnivora). Makanannya adalah capung, kupu-kupu, ngengat,
lalat, nyamuk, laron, jangkrik, dan serangga kecil lain.
Fakta Unik
Bunglon
Surai berperan penting dalam ekosistem karena mereka berperan sebagai pemakan serangga
dalam menjaga keseimbangan populasi serangga di lingkungan tempat mereka tinggal
sehingga mereka membantu mengontrol populasi serangga yang bisa menjadi hama
bagi tumbuhan.
Cara Berkembang Biak
Bunglon
Surai termasuk hewan yang bertelur (ovipar). Mereka
mampu menegluarkan 2 butir telur kadal. Mereka bertelur di tanah yang subur,
berpasir, berserasah, tanah gembur atau tanah yang mengandung humus. Si betina
akan menggali lubang di tanah dengan menggunakan moncongnya ketika membuat
sarang kemudian meletakkan telurnya. Telur tersebut diletakkan bersisian
kemudian kembali di kubur dengan lapisan tanah yang tipis.
Status Konservasi
Populasi Bunglon Surai relatif stabil dan masih
melimpah karena habitat mereka tidak terbatas pada suatu tempat. Di Jawa, keberadaan mereka terancam karena spesies
pendatang atau spesies invasif dengan ukuran tubuh yang lebih besar yang disebut
Bunglon Taman (Calotes versicolor) sehingga opulasi Bunglon Surai di
Jawa semakin berkurang akibat habitatnya direbut oleh salah satu jenis invasif
tersbut yang bisa beradaptasi dan bisa berkembang biak dengan cepat. Akan tetapi,
penelitian dan pemantauan Bunglon Surai lebih lanjut harus dilakukan karena
kemungkinan ancaman kerusakan habitat akan semakin meluas yang menyebabkan penurunan
besar pada kadal tersebut.
Karena itu, Bunglon Surai termasuk
hewan dalam daftar di IUCN (International Union for the Conservation of
Nature) Red List dengan status konservasi LC (Least Concern).(jef)



Comments
Post a Comment