Kelelawar Hantu dari Australia
Kelelawar Hantu merupakan spesies kelelawar dari famili Megadermatidae dan nama Latinnya yaitu Macroderma gigas.
Kelelawar
Hantu tersebar di Australia Utara, Pilbara Utara dan Kimberley di Australia
Barat, ujung utara benua Australia, dan di Queensland.
Klasifikasi
Berikut
klasifikasi Kelelawar Hantu
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mamalia
Ordo: Chiroptera
Famili: Megadermatidae
Genus: Macroderma
Spesies: Macroderma
gigas
Ciri-ciri
Kelelawar
Hantu memiliki membran sayap atau selaput sayap dan kulit yang berwarna pucat
dengan bulu yang berwarna terang atau kelabu gelap di belakang dan sangat pucat
di depan atau bagian perut yang berwarna putih.
Di
Pilbara, Kelelawar Hantu memiliki bulu yang berwarna abu-abu pucat dan
cenderung berwarna putih yang membuatnya terlihat seperti bayangan putih di
malam hari sehingga warna tubuhnya yang membuat mereka dijuluki sebagai Kelelawar
Hantu. Mereka dari wilayah Kimberley, Arnhem Land, dan sekitar Rockhampton di
Queensland cenderung memiliki bulu yang berwarna sangat gelap.
Kelelawar
Hantu memiliki daun hidung yang menonjol dan sederhana dengan telinga yang
besar, lebar, memanjang, dan menyatu di setengah bagian bawah.
Kelelawar
Hantu memiliki mata yang besar dan berwarna gelap.
Kelelawar
Hantu memiliki benjolan yang mirip daun pada bagian hidungnya.
Kelelawar
Hantu memiliki panjang 98 mm – 12 cm, lebar sayap 60 cm, dan berat 75 – 145 g.
Habitat
Habitat
Kelelawar Hantu di wilayah kering, hutan hujan, celah-celah bebatuan besar,
bangunan yang terbengkalai, dan gua-gua dengan banyak pintu masuk.
Kebiasaan
Kelelawar
Hantu termasuk hewan yang aktif di malam hari (nocturnal).
Kelelawar
Hantu termasuk hewan yang hidup berkelompok dalam kawanan dengan membentuk koloni
dalam jumlah yang tidak terlalu banyak dan bertambah ketika mereka berkumpul
untuk berkembang biak atau si betina membentuk kelompok bersalin. Mereka meninggalkan
sarangnya beberapa jam setelah matahari terbenam, sendirian, berpasangan, atau
dalam kelompok kecil.
Kelelawar
Hantu biasanya bertengger di gua-gua, celah-celah batu yang terlindung,
tumpukan batu besar atau bekas tambang, dan hanya sesekali di bangunan terbengkalai.
Kelelawar
Hantu memiliki indera pendengaran dan pengelihatan yang sangat tajam untuk
berburu mangsa. Mereka memburu manga melalui kemampuan ekolokasi yang luar
biasa.
Kelelawar
Hantu bergelantung di atas pohon untuk menunggu mangsanya lalu menyerang secara
mendadak kemudian menyelimuti mangsa melalui selaput sayapnya agar tidak dapat
melarikan diri dan mereka akan menggigit leher mangsanya atau kepala mangsanya
menggunakan gigi tajam.
Kelelawar
Hantu membutuhkan beberapa lokasi yang cocok untuk beristirahat, makan, dan bereproduksi
serta berganti lokasi selama musiman.
Kelelawar
Hantu bisa berkomunikasi satu sama lain secara vokal dimana suara mereka dapat didengar
oleh manusia dan ditransliterasikan sebagai “dirrup dirrup”. Suara ini
dikeluarkan ketika Kelelawar Hantu bersemangat atau sebelum meninggalkan sarang
untuk mencari makan.
Kelelawar
Hantu membutuhkan bagian kasar seperti tulang dan bulu dalam makanannya
sehingga bagian kasar tersebut di dalam makanannya membantu sistem pencernaan
kelelawar bekerja dengan seimbang dan mendorong makanan secara efisien melalui
saluran pencernaan. Secara evolusi, tubuh Kelelawar Hantu beradaptasi untuk memproses
mangsa secara utuh.
Makanan
Kelelawar
Hantu termasuk hewan pemakan daging (karnivora). Makanannya adalah tikus kecil,
kelelawar lain, spesies kelelawar kecil lainnya, burung kecil, katak, kadal
tanpa kaki, tokek, ular, dan serangga besar.
Musim
Kawin
Musim
kawin Kelelawar Hantu berlangsung selama akhir Oktober hingga awal November.
Cara
Berkembang Biak
Kelelawar
Hantu termasuk hewan yang melahirkan (vivipar).
Mereka mampu melahirkan 1 ekor bayi kelelawar.
Status Konservasi
Populasi Kelelawar Hantu berkurang karena
tersangkut pada kawat duri yang dipasang manusia di sekitar habitatnya,
kerusakan habitat seperti gua, dan aktivitas penambangan di dalam gua.
Karena itu, Kelelawar Hantu termasuk hewan dalam
daftar di IUCN (International Union for the Conservation of Nature) Red List dengan
status konservasi VU (Vulnerable).(jef)



Comments
Post a Comment