Rinkhals Si Ular yang Mengembangkan Lehernya seperti Ular Kobra

Rinkhals merupakan spesies ular dari famili Elapidae dan nama Latinnya yaitu Hemachatus haemachatus. Rinkhals disebut juga Kobra Penyembur Berleher Cincin atau Ringhals.

Rinkhals tersebar di timur laut melalui Free State, Transkei, Mpumalanga, serta Afrika bagian selatan yang meliputi Afrika Selatan, Cape Town, Eswatini, Johanneburg, Zimbabwe, Lesotho, dan Swaziland.

 

Klasifikasi

 


Berikut klasifikasi Rinkhals

Kingdom: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Reptilia

Ordo: Squamata

Subordo: Serpentes

Famili: Elapidae

Genus: Hemachatus

Spesies: Hemachatus haemachatus

 

Ciri-ciri

 

Rinkhals memiliki leher yang bisa mengembang seperti tudung menyerupai kobra tetapi lebih kecil dan sangat cepat bergerak.

Rinkhals memiliki kulit yang berwarna abu-abu, hitam, abu-abu gelap, hingga cokelat kehitaman dengan corak garis-garis yang berwarna gelap dan menyilang di sepanjang tubuhnya memberikan kesan menakutkan ketika dilihat. Beberapa individu yang lain bergaris-garis atau berwarna kuning dan oranye cerah dengan garis-garis yang berwarna cokelat tua.

Rinkhals memiliki perut yang berwarna gelap dan khas dengan dua atau tiga garis yang berwarna putih di dadanya. 

Rinkhals memiliki kepala yang berukuran kecil dan lebih lebar dengan mata yang bulat dan berwarna gelap.

Rinkhals memiliki tubuh yang tebal dan.gemuk.

Rinkhals memiliki sisik yang menonjol, beralur, dan berlunas berbeda dengan sisik ular kobra.

Rinkhals memiliki panjang 90 cm – 1,1 m dan berat 1 – 1,5 kg.

 

Habitat

 

Habitat Rinkhals di padang rumput, padang berawa, lahan basah, semak belukar, dan kemungkinan di rawa-rawa.

 

Kebiasaan

 


Rinkhals termasuk hewan yang aktif di malam hari (nocturnal) dan pada siang hari berjemur di bebatuan besar.

Rinkhals termasuk hewan yang hidup menyendiri (solitary).

Rinkhals berburu mangsa dengan cara menunggu sabar dan bersembunyi di balik bebatuan atau tumbuhan sebelum melancarkan serangan cepat.

Rinkhals tidak tergolong agresif dan lebih memilih melarikan diri jika tidak merasa terpojok.

Rinkhals akan mengembangkan lehernya ketika terancam. Mereka akan membuka lehernya dengan cepat seperti tudung kobra meskipun tidak sebesar kobra. Mereka juga bisa berdiri tegak dan bergerak dengan sangat cepat.

Rinkhals mampu berpura-pura mati ketika menghadapi bahaya yaitu tubuhnya akan terbalik, mulut terbuka, dan lidah menjulur seolah tidak bernyawa untuk mengelabui predator.

Ketika terancam, Rinkhals menyemprotkan bisanya atau melontarkan racunnya seperti ular kobra secara akurat ke arah wajah musuh atau ancaman di sekitarnya. Jika terkena mata, akan menyebabkan rasa sakit yang parah. Akan tetapi, akurasi semburan pada Rinkhals tidak sebaik kobra sejati sehingga kemungkinan ada hubungannya dengan perbedaan morfologi dan evolusi yang dimiliki oleh ular ini. Mereka bisa menyemburkan atau menyemprotkan bisanya hingga sejauh 2,5 m.

Rinkhals juga bisa menggigit secara langsung dan menyuntikkan bisa secara fisik jika penyemprotan tidak berhasil.

 

Makanan

 

Rinkhals termasuk hewan pemakan daging (karnivora). Makanannya adalah tikus, kodok, burung, kadal, reptil lain, amfibia, katak, dan kemungkinan ular kecil lainnya.

 

Fakta Unik

 


Meskipun disebut kobra penyembur, Rinkhals bukan kobra sejati (genus Naja) tetapi masih berkerabat dekat.

Meskipun racun Rinkhals tidak seberbahaya dengan beberapa ular lainnya seperti mamba atau taipan, tetap saja racun ular tersebut menyebabkan masalah serius. Racun Rinkhals mengandung neurotoksin yang bisa mempengaruhi sistem sistem saraf korban dan racun Rinkhals juga mengandung sitotoksin. Jika seseorang tergigit. Gejala pertama yang muncul yaitu nyeri hebat, pusing, mual, dan kebingungan. Viskositas racun Rinkhals lebih rendah dibandingkan spesies Elapidae Afrika lainnya. Ketika berhadapan dengan manusia, Ringhals menyemprotkan bisanya ke arah wajah. Kedua kandungan racun Rinkhals juga sangat berbahaya karena menyerang sistem saraf dan sel-sel yang ada di dalam tubuh. Jika terkena mata, akan menyebabkan rasa sakit yang parah. Bisa yang disemburkan menyebabkan iritasi parah dan kebutaan sementara sehingga cukup efektif untuk mengusir predator. Gigitan Rinkhals bisa memicu perasaan mengantuk, memar, pembengkakan, vertigo, rasa sakit yang luar biasa, sakit kepala, keram, dan muntah-muntah.

 

Musim Kawin

 

Musim kawin Rinkhals berlangsung selama bulan Juni hingga Agustus.

 

Cara Berkembang Biak

 

Rinkhals termasuk hewan yang bertelur dan melahirkan (ovovivipar). Mereka mampu melahirkan 20 – 35 ekor ular.

 

Status Konservasi

 

Populasi Rinkhals stabil dan melimpah. Rinkhals

Karena itu, Ringhals termasuk hewan dalam daftar di IUCN (International Union for the Conservation of Nature) Red List dengan status konservasi LC (Least Concern).(jef)

Comments

Popular posts from this blog

Hyena Tutul, Hyena yang Licik dan Cerdas dalam Kelompok

Musang Madu yang Pemberani dan Ganas

Mambruk Victoria, Mambruk Endemik Papua Barat