Domba Bertanduk Besar yang Memiliki Tanduk Besar

Domba Bertanduk Besar merupakan spesies domba liar dari famili Bovidae dan nama Latinnya yaitu Ovis canadensis. Ada 3 subspesies Domba Bertanduk Besar yaitu Domba Bertanduk Besar Pegunungan Rocky (Ovis canadensis canadensis), Domba Bertanduk Besar Gurun (Ovis canadensis nelsoni), dan Domba Bertanduk Besar Sierra Nevada (Ovis canadensis sierrae).

Domba Bertanduk Besar tersebar di Amerika Utara di area pegunungan barat, di Pegunungan Rocky dari Kanada Selatan hingga Colorado, bahkan dari Nevada dan California hingga ke Texas barat dan selatan serta hingga Meksiko.

 

Klasifikasi

 


Berikut klasifikasi Domba Bertanduk Besar

Kingdom: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Mamalia

Ordo: Artiodactyla

Famili: Bovidae

Subfamili: Caprinae

Tribe: Caprini

Genus: Ovis

Spesies: Ovis canadensis

Subspesies: Ovis canadensis canadensis, Ovis canadensis nelson, Ovis canadensis sierrae

 

Ciri-ciri

 


Domba Bertanduk Besar memiliki tubuh yang berwarna kecokelatan, cokelat muda, keabu-abuan, hingga cokelat tua dengan bokong yang berwarna keputihan disertai bercak yang berwarna putih pada kaki bagian dalam dan moncongnya,

Domba Bertanduk Besar memiliki lapisan bulu kedua di atas bulu musim panasnya agar tetap hangat di musim dingin.

Domba Bertanduk Besar memiliki tanduk yang sangat besar atau luar biasa besar, terlihat melengkuk, ukuran pangkalnya tampak sangat besar, meruncing hingga ke ujung, dan berat rata-rata mencapai 14 kg. Si jantan dan si betina sama-sama memiliki tanduk tetapi ukuran tanduk si betina umumnya lebih kecil.

Domba Bertanduk Besar memiliki otot leher yang kuat dengan kukunya yang terdiri dari dua bagian yang memungkinkan mereka untuk tetap berpijak di medan pegunungan dan setiap bagian mengandung bahan bagian dalam yang lembut memudahkannya berjalan di tanah yang tidak rata. Kuku mereka memiliki cengkeraman yang kuat ketika berjalan di permukaan berbatu.

Domba Bertanduk Besar memiliki tendon yang lebar dan besar menghubungkan tengkorak dengan tulang belakang untuk membantu kepala berputar dan mundur dari pukulan.

Domba Bertanduk Besar memiliki tengkorak berlapis ganda yang ditopang disertai penopang tulang untuk perlindungan pertempuran dengan otak yang secara otomatis meningkatkan aliran darah ke pembuluh darah otaknya sehingga kepalanya dijamin sangat aman dalam saling menanduk.

Domba Bertanduk Besar memiliki mata yang lebar mampu melihat hingga 1 mil memudahkannya menemukan predator dari jarak jauh.

Domba Bertanduk Besar memiliki panjang 1,4 – 2 m, berat 34 – 143 kg, dan tinggi 76 cm – 1,04 m. Si jantan memiliki berat 58 – 143 kg dan tinggi 90 cm – 1,05 m sedangkan si betina memiliki berat 34 – 91 kg dan tinggi 75 – 90 cm.

 

Habitat

 

Habitat Domba Bertanduk Besar di kawasan pegunungan area kaki bukit, lereng gunung berumput, lereng gunung, padang rumput alpine, padang rumput campuran, rumput semak, kaki bukit dekat tebing, tebing berbatu yang terjal, dataran tinggi, pegunungan, pegunungan alpine, dan gurun. Mereka membutuhkan lereng yang lebih kering dengan curah salju yang kurang dari 60 inci atau 150 cm per tahun karena mereka tidak mampu berjalan di salju tebal untuk mencari makan. Kisaran musim dingin biasanya berada di ketinggian antara 700 – 1.500 m sedangkan kisaran musim panas berada di ketinggian antara 1.800 – 2.400 m.

 

Kebiasaan

 


Domba Bertanduk Besar termasuk hewan yang hidup berkelompok dalam kawanan yang terdiri dari 8 – 10 individu bahkan mampu berkumpul hingga 100 individu terdiri dari kelompok si jantan, si betina, dan jantan muda. Mereka terpisah menjadi kelompok si jantan dan si betina. Kawanan si betina umumnya terdiri dari 5 – 15 individu bahkan berkumpul bersama untuk menghangatkan diri dan meningkatkan kemungkinan bertahan hidup ketika musim dingin. Si jantan sangat memilih hidup menyendiri (solitary) atau berada dalam kelompok bujangan yang terdiri dari 2 – 7 domba muda.

Domba Bertanduk Besar termasuk hewan yang aktif di siang hari (diurnal) yang paling aktif ketika matahari terbit dan terbenam. Hal ini khusus berlaku untuk jenis yang di gurun atau Domba Bertanduk Besar Gurun yang cenderung berusaha menghindari panasnya siang hari.

Domba Bertanduk Besar memiliki kemampuan berjalan zig-zag untuk menuruni tebing dan bebatuan terjal.

Domba Bertanduk Besar diklaim menuruni gunung dengan akselerasinya mencapai 24 km/jam dan belari dengan rata-rata 30 km/jam.

Si jantan mampu saling menanduk hingga 24 jam untuk bersaing mendapatkan pasangan kawin karena populasi si betina lebih banyak dibandingkan si jantan sehingga sering terjadi adanya pertarungan antar si jantan. Domba Bertanduk Besar juga saling menyerang dengan kecepatan 64,3 km/jam.

Domba Bertanduk Besar suka menjilati garam alami di limpasan gunung dan mereka kerap mencari garam dengan menjilati bebatuan pegunungan.

Domba Bertanduk Besar memiliki indera pengelihatan yang tajam dan sangat waspada memungkinkannya menilai jarak secara akurat ketika melompat dan mencari pijakan.

Domba Bertanduk Besar memiliki kemampuan mendaki yang sangat baik dan mampu mendaki curam untuk mencari makan ketika makanan langka (seperti ketika musim dingin atau di daerah yang sangat kering) bahkan juga untuk melarikan diri dari pemangsa.

 

Makanan

 

Domba Bertanduk Besar termasuk hewan pemakan tumbuhan (herbivora). Pola makan mereka tergantung musim. Di musim panas mereka memakan rumput atau teki, semanggi, hingga alang-alang dan di musim dingin mereka memakan tumbuhan berkayu seperti semak belukar dan pohon willow. Di daerah gurun, mereka umumnya memakan kaktus.

 

Predator

 

Hewan yang suka memangsa Domba Bertanduk Besar adalah Bobcat, serigala, Singa Gunung atau Cougar, beruang, lynx, Elang Emas, dan Koyote.

 

Musim Kawin

 

Musim Kawin Domba Bertanduk Besar terjadi pada musim gugur dan awal musim dingin.

 

Cara Berkembang Biak

 

Domba Bertanduk Besar termasuk hewan yang melahirkan (vivipar). Mereka mampu menghasilkan 1 – 2 ekor bayi domba.

 

Status Konservasi

 

Populasi Domba Bertanduk Besar cenderung stabil sehingga tidak diklasifikasikan sebagai satwa langka. Ancaman bagi Domba Bertanduk Besar adalah perburuan liar, perburuan ilegal, persaingan dari ternak, penyakit, perambahan manusia, dan kecelakaan.

Karena itu, Domba Bertanduk Besar termasuk hewan dalam daftar di IUCN (International Union for the Conservation of Nature) Red List dengan status konservasi LC (Least Concern) dan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) Apendiks II.(jef)

 

Comments

Popular posts from this blog

Hyena Tutul, Hyena yang Licik dan Cerdas dalam Kelompok

Musang Madu yang Pemberani dan Ganas

Mambruk Victoria, Mambruk Endemik Papua Barat