Chamois Si Kambing dari Pegunungan Eropa

Chamois merupakan spesies kambing antelop dari famili Bovidae dan nama Latinnya yaitu Rupicabra rupicabra. Chamois disebut juga dalam bahasa Inggris yaitu Alpine Chamois.

Chamois tersebar di pegunungan Eropa dari barat hingga timur termasuk pegunungan Cantabria, Pyrenees, Pegunungan Alpen, Apennines, Dinarides, Tatra, dan Pegunungan Carpathian hingga Pegunungan Balkan, Rila, Rhodope, Pindus, Pegunungan timur laut Turki, dan Kaukasus. Mereka juga diperkenalkan di Pulau Selatan, Selandia Baru.

 

Klasifikasi

 


Berikut klasifikasi Chamois

Kingdom: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Mamalia

Ordo: Artiodactyla

Famili: Bovidae

Subfamili: Caprinae

Tribe: Caprini

Genus: Rupicabra

Spesies: Rupicabra rupicabra

 

Ciri-ciri

 


Chamois memiliki bulu yang berwarna cokelat hingga cokelat kemerahan cerah di musim panas dan bulu yang berwarna abu-abu, cokelat gelap, hingga hampir hitam di musim dingin.

Chamois memiliki tubuh yang ramping, ringan, proposional, dan kuat memudahkannya menjaga keseimbangan bahkan di lereng yang sangat curam.

Chamois memiliki sepasang tanduk yang kecil, melengkung ke belakang, dan tampak tajam. Si jantan memiliki tanduk yang lebih tebal.

Chamois memiliki rumbai rambut di belakang lehernya yang disebut gamsbart digunakan sebagai hiasan topi di wilayah pegunungan.

Chamois memiliki kaki yang kuat dengan kuku yang tajam dan lentur membantu mereka mencengkeram permukaan berbatu.

Chamois memiliki kulit yang sangat halus dan menyerap sehingga sering digunakan untuk pembersihan, penggosokan, dan pemolesan karena tidak menyebabkan goresan.

Chamois memiliki pola warna yang berwarna putih kontras di sisi kepala, tenggorokan, dan wajahnya dengan garis gelap di sisi-sisi wajah yang melintasi telinga dan kedua matanya hingga ke ujung moncongnya.

Chamois memiliki garis hitam di sepanjang punggungnya dengan bokong yang berwarna putih dan bagian bawah tubuhnya berwarna pucat.

Chamois memiliki panjang 107 – 137 cm dan tinggi 70 – 80 cm. Si jantan memiliki berat 30 – 60 kg sedangkan si betina memiliki berat 25 – 45 kg.

 

Habitat

 

Habitat Chamois di dataran tinggi, ketinggian minimal 3.600 m, wilayah berbatu dan terjal, padang rumput alpine dan subalpine di atas batas hutan, serta medan yang cukup curam dan datar. Mereka berpindah ke area yang didominasi pohon pinus di ketinggian yang lebih rendah sekitar 800 m di musim dingin.

 

Kebiasaan

 


Chamois termasuk hewan yang hidup berkelompok dalam kawanan dimana si betina dan anak-anaknya hidup dalam kawanan yang terdiri dari 15 – 30 ekor. Si jantan yang dewasa cenderung hidup menyendiri (solitary) hampir sepanjang tahun.

Chamois sering beristirahat di siang hari dan kemungkinan aktif di malam hari untuk mencari makan dengan cahaya bulan.

Chamois memiliki kemampuan melompat dan memanjat dimana mereka mampu melompati tebing curam dan berlari di lereng berbatu dengan kecepatan yang luar biasa. Mereka mampu berjalan di atas tumpukan salju dan memanjat atau menuruni tebing yang curam. Mereka mampu melompat dari batu ke batu dengan presisi tinggi sekaligus di medan yang licin dan terjal.

Chamois berlari dengan kecepatan 50 km/jam dan mampu melompat dengan setinggi 2 m dan sejauh 6 m.

Di Eropa, Chamois menghabiskan musim panasnya di atas barisan pepohonan di padang rumput. Saat musim dingin tiba, mereka menuju dataran rendah dan hidup di hutan. Mereka biasanya memilih hutan yang didominasi oleh pohon pinus.

Si jantan terlibat dalam pertarungan satu sama lain tetapi tidak beradu kepala seperti yang dilakukan oleh kambing dan domba bahkan mereka juga saling berkejaran di tebing terjal dan curam. Mereka akan menimbun lemak dan otot selama musim panas hingga bobotnya 40% lebih berat dari si betina.

Chamois mengandalkan cadangan lemak di tubuhnya dan mencari makanan di antara salju dan batuan ketika makanan sangat sulit ditemukan di musim dingin.

Chamois mampu berpuasa selama beberapa minggu bahkan 2 minggu lamanya jika salju membuat sangat dalam dan tidak memungkinkan mereka untuk mendapat makanan.

Ketika terancam, Chamois akan menggunakan kecepatan dan keterampilan memanjatnya untuk melarikan diri. Mereka seringkali memilih jalur yang sangat curam dan sulit dijangkau oleh predator.

 

Makanan

 

Chamois termasuk hewan pemakan tumbuhan (herbivora). Makanannya adalah rerumputan, tumbuhan herbal, dan bunga di musim panas. Di musim dingin, makanan mereka yaitu lumut, kulit kayu, ranting, dan pucuk pinus.

 

Predator

 

Hewan yang suka memangsa Chamois adalah Lynx Eurasia, Macan Tutul Persia, Beruang Cokelat, Elang Emas, dan serigala.

 

Musim Kawin

 

Musim Kawin Chamois berlangsung selama akhir bulan November atau awal bualn Desember di Eropa dan bulan Mei di Selandia Baru.

 

Cara Berkembang Biak

 

Chamois termasuk hewan yang melahirkan (vivipar). Mereka mampu menghasilkan 1 ekor bayi kambing.

 

Status Konservasi

 

Populasi Chamois tetap stabil tetapi di beberapa daerah mengalami tekanan akibat perburuan liar, perburuan berlebihan, gangguan manusia, perubahan habitat, dan persaingan dengan ternak dalam hal mendapatkan makanan serta ruang. Chamois mengalami kehilangan habitat di beberapa wilayah jelajahnya dan rentan terhadap hibridasi dengan subspesies introduksi dari wilayah lain. Di beberapa wilayah, Chamois mendapat perlindungan hukum untuk menjaga keberlangsungan mereka.

Karena itu, Chamois termasuk hewan dalam daftar di IUCN (International Union for the Conservation of Nature) Red List dengan status konservasi LC (Least Concern).(jef)

Comments

Popular posts from this blog

Hyena Tutul, Hyena yang Licik dan Cerdas dalam Kelompok

Musang Madu yang Pemberani dan Ganas

Mambruk Victoria, Mambruk Endemik Papua Barat