Hering Punggung Putih dari Afrika
Hering Punggung Putih merupakan spesies hering dari famili Accipitridae dan nama Latinnya yaitu Gyps africanus. Hering Punggung Putih disebut juga dalam bahasa Inggris yaitu African White-backed Vulture.
Hering
Punggung Putih tersebar
di bagian selatan Afrika, selatan Sahara, sebagian besar Namibia, dan hutan
khatulistiwa di Afrika Barat.
Klasifikasi
Berikut klasifikasi Hering
Punggung Putih
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Accipitriformes
Famili : Accipitridae
Subfamili : Aegypiinae
Genus : Gyps
Spesies : Gyps africanus
Ciri-ciri
Hering
Punggung Putih memiliki sedikit bulu halus pada kepala dan leher dengan bulu
leher yang berwarna putih.
Hering
Punggung Putih memiliki paruh yang tidak bisa menembus kulit yang keras.
Hering
Punggung Putih memiliki kepala yang botak dengan fungsi sebagai pengatur suhu
tubuh dan untuk membantu mereka tetap bersih dari bakteri parasit saat memakan
bangkai.
Hering
Punggung Putih memiliki leher yang botak dengan dua bercak kulit di bagian
belakang lehernya yang diyakini membantu mereka merasakan suhu panas atau suhu
termal dan membantu termoregulasi.
Hering
Punggung Putih memiliki bulu yang berwarna gelap hingga cokelat dengan bulu
yang berwarna putih di sepanjang punggungnya sehingga hering ini disebut Hering
Punggung Putih.
Hering
Punggung Putih memiliki sayap yang lebar dengan bercak-bercak yang berwarna
lebih terang di bagian bawah sayapnya.
Hering
Punggung Putih memiliki bulu ekor yang pendek
Hering
Punggung Putih memiliki panjang 78 – 98 cm, berat 4,2
– 7,2 kg, dan lebar sayap 1,9 – 2,3 m.
Habitat
Habitat Hering Punggung Putih di area hutan yang banyak mamalia merumput ditemukan,
dataran terbuka, sabana, dan kemungkinan di sepanjang aliran sungai.
Kebiasaan
Hering
Punggung Putih termasuk hewan yang aktif di siang hari (diurnal).
Hering
Punggung Putih termasuk hewan yang hidup berkelompok
dalam kawanan karena kebiasaan makan mereka. Sejumlah besar dari hering
tersebut berkumpul saat makanan berlimpah dan seringkali sebanyak 100 individu
bisa berkumpul di dekat bangkai atau hewan yang mati. Sekitar dari 100 individu
Hering Punggung Putih mampu menghabiskan
bangkai dalam waktu singkat dan bisa menyelesaikan bangkai seberat 45 kg dalam
waktu hanya 3 menit.
Hering
Punggung Putih memiliki indra pengelihatan yang tajam untuk mencari makanan dengan
terbang tinggi di udara. Mereka juga memiliki indera pendengaran yang baik.
Hering
Punggung Putih akan terbang sambil memindai untuk mencari hewan yang baru mati
atau bangkai. Ketika menemukannya, mereka akan memberikan sinyal kepada burung
hering lain.
Hering
Punggung Putih sangat teliti ketika membersihkan diri terutama sesudah memakan
bangkai. Mereka mampu menghabiskan banyak waktu untuk mandi di sore hari bahkan
bersantai selama beberapa jam.
Hering
Punggung Putih berkomunikasi melalui dengusan, desisan, dan jeritan. Biasanya
mereka mengeluarkan suara keras tak terdengar menyenangkan saat musim kawin.
Hering
Punggung Putih berkomunikasi antar individu menggunakan postur tubuh dan
gerakan. Mereka memiliki indera pengelihatan dan pendengaran yang baik membantu
mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Makanan
Hering
Punggung Putih termasuk hewan pemakan daging
(karnivora) sebagai pemakan bangkai. Makanannya adalah bangkai hewan
(wildebeest, zebra, dan ternak). Mereka hanya dapat memakan hewan yang
memiliki jaringan lunak dan tidak mampu merobek bangkai besar berkulit tebal.
Fakta Unik
Hering
Punggung Putih berperan sangat penting sebagai pemakan bangkai dalam ekosistem
yaitu mereka membersihkan atau memakan sisa-sisa hewan, membersihkan
lingkungan, dan membantu mnecegah penyebaran penyakit.
Hering
Punggung Putih merupakan spesies burung hering yang paling umum di Afrika.
Musim Kawin
Musim kawin Hering Punggung Putih berlangsung selama musim kering.
Cara Berkembang Biak
Hering
Punggung Putih termasuk hewan yang bertelur (ovipar).
Mereka mampu mengeluarkan 1 butir telur hering.
Status Konservasi
Populasi Hering Punggung Putih terus menurun karena
alih fungsi, kehilangan habitat, berkurangnya ketersediaan bangkai akibat
populasi ungulata liar menurun, perburuan, penangkapan ilegal, sengatan listrik
dari tiang listrik, keracunan, dan penganiayaan. Selain itu, Hering Punggung
Putih mengalami kesulitan melakukan regenerasi karena tingkat reproduksi yang
rendah dan hering ini baru dapat bereproduksi setelah berusia 4 tahun.
Karena itu Hering Punggung Putih termasuk hewan dalam
daftar di IUCN (International Union for the Conservation of Nature) Red
List dengan status konservasi CR (Critically Endangered) dan CITES
(Convention on International Trade in Endangered Species) Apendiks II.(jef)
Comments
Post a Comment