Yak Si Sapi dari Himalaya
Yak merupakan spesies sapi dari famili Bovidae dan nama Latinnya yaitu Bos mutus dan Bos grunniens. Ada 2 spesies Yak yaitu Yak Liar (Bos mutus) dan Yak Domestik atau Yak (Bos grunniens).
Yak
tersebar di Tibet Utara, Qinghai Barat (Tiongkok Barat Laut), populasi meluas
di hingga ke wilayah paling selatan Xinjiang, Ladakh di India, Dataran Tinggi
Tibet, seluruh wilayah Himalaya, Myanmar Utara, Yunnan, Sichuan, Mongolia, Siberia,
dan pegunungan tinggi Tibet serta Himalaya. Yak merupakan hewan endemik Dataran
Tinggi Tibet dan wilayah sekitar Himalaya.
Klasifikasi
Berikut
klasifikasi Yak
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mamalia
Ordo: Artiodactyla
Famili: Bovidae
Subfamili: Bovinae
Genus: Bos
Spesies: Bos mutus, Bos grunniens
Ciri-ciri
Yak
memiliki bulu yang sangat panjang dengan bulu tebal luar yang kasar disertai
dengan lapisan bawah yang sangat halus digunakan sebagai pelindung dari cuaca
dingin dan bertahan hidup dengan suhu ekstrem di Tibet. Yak Liar memiliki bulu
yang berwarna gelap, hitam, cokelat tua, dan abu-abu sedangkan Yak Domestik
memiliki bulu yang warnanya berbeda berdasarkan lokasi yang dihuninya baik
warna putih, abu-abu, coklat, roan, hingga belang-belang dengan bercak-bercak
yang berwarna cokelat karat bahkan krem. Mereka juga memiliki 2 lapis bulu
untuk menerjang badai salju yaitu bulu bagian luar cenderung tebal dan panjang
sedangkan bulu bagian dalam tumbuh rapat.
Yak
memiliki kulit yang tebal untuk membantu menjaga panas tubuhnya dengan kelenjar
kulit yang sangat sedikit sehingga memungkinkannya bertahan hidup di cuaca dingin
yang ekstrem lebih baik.
Yak
memiliki paru-paru yang berkapasitas besar dengan lebih banyak sel darah merah
dan berukuran kecil sehingga mereka bisa bertahan hidup di dataran tinggi
dengan tingkat oksigen yang rendah.
Yak
memiliki tubuh yang besar dan kekar disertai ketahanan yang baik dengan kaki
yang kokoh disertai dengan kuku yang bercabang bulat dan lebar dirancang untuk
berjalan melintasi permukaan bersalju dan es.
Yak
memiliki ekor yang panjang dan mirip seperti ekor kuda bukan ekor berumbai seperti
sapi dan bison.
Yak
memiliki telinga yang kecil dengan dahi yang lebar disertai kepalanya yang
sering menunduk ke bawah dan memiliki lidah yang tebal untuk membantu mereka
menjilati lumut di permukaan yang kasar.
Yak
memiliki tanduk yang biasanya berwarna gelap dimana Yak Liar memiliki tanduk
yang besar dan melengkung sedangkan Yak Domestik atau Yak memiliki tanduk yang
sangat kecil atau tidak bertanduk. Si jantan memiliki tanduk yang memanjang
dari sisi kepala lalu melengkung ke depan dengan panjang berkisar 48,2 – 99 cm sedangkan
si betina memiliki tanduk yang panjangnya sekitar 27,4 – 63,5 cm.
Yak
memiliki sistem pencernaan yang mampu mencerna makanan pada suhu atau temperatur
40˚C sehingga tidak bermasalah dengan cuaca dingin. Akan tetapi mereka akan
mengalami overheat jika suhu temperatur naik di atas 15˚C
Yak
Liar memiliki panjang 2,5 – 3 m, berat 900 kg – 1 ton, dan tinggi 1,6 – 2 m.
Yak Domestik memiliki panjang 3,25 m, berat 225 – 585 kg, dan tinggi 105 – 138
cm.
Habitat
Habitat
Yak di daerah rerumputan dataran tinggi tanpa pohon, wilayah pegunungan, tundra
alpine dengan hamparan rumput dan alang-alang, padang rumput alpine, stepa
alpine, stepa gurun, serta wilayah dengan ketinggian 2.900 – 5.400 m di bawah
permukaan laut.
Kebiasaan
Yak
termasuk hewan yang hidup berkelompok dalam kawanan yang terdiri dari si betina
dan anak-anaknya. Jumlah kawanan Yak Liar sekitar beberapa ratus ekor meskipun
banyak yang jauh lebih kecil sedangkan jumlah kawanan Yak Domestik sekitar 10 –
20 ekor. Si jantan hidup menyendiri atau berkumpul dalam kawanan yang lebih
kecil dan yang hidup sendiri.
Yak
termasuk hewan yang aktif di siang hari (diurnal).
Yak
mampu bertahan hidup pada suhu -40˚C tetapi mereka tidak bisa bertahan hidup di
tempat yang panas. Mereka menambah dan menimbun lemak sebanyak mungkin di
tubhnya untuk menghadapi musim dingin.
Yak
tergolong hewan yang kuat dan gesit saat bergerak meskipun ukuran tubuhnya
besar.
Yak
akan berkumpul untuk saling menghangatkan diri pada malam hari.
Yak
tidak mengalami kesulitan bermigrasi ke tempat yang sangat rendah selama musim
dingin.
Yak
mampu melewati batu-batuan terjal, menembus lereng es, melintasi sungai deras,
bahkan menjaga diri mereka sendiri terhadap serangan dari luar.
Yak
Liar bisa menjadi agresif ketika melindungi anak-anaknya dan selama musim kawin
tetapi biasanya mereka menghindari manusia maupun bisa melarikan diri hingga
jarak yang jauh ketika didekati.
Yak
Domestik berkomunikasi satu sama lain dengan dengusan yang mengisnpirasi nama
ilmiahnya yaitu Bos grunniens (banteng mendengus).
Makanan
Yak
termasuk hewan pemakan tumbuhan (herbivora). Makanannya adalah rumpur, teki,
semak winterfat, herba, lumut, wildflowers, umbi-umbian, dan
kemungkinan lumut kerak.
Predator
Hewan
yang suka memangsa Yak Liar adalah Serigala Tibet, Macan Tutul Salju, dan Beruang
Cokelat.
Fakta
Unik
Yak
Liar merupakan leluhur dari Yak Domestik.
Orang-orang
Tibet sudah memelihara Yak sekitar 10.000 tahun lalu. Di masa lalu, mereka
tidak hanya menjadikan sapi dari Himalaya tersebut sebagai pengganti kuda atau
keledai untuk membawa beban berat tetapi juga menjadikannya sebagai tunggangan
untuk bepergian ke tempat yang jauh.
Yak
merupakan hewan penghasil daging dan susu. Susu Yak bisa diolah menjadi keju,
mentega, dan yoghurt. Susu Yak mengandung lebih banyak asam amino, kalsium, dan
vitamin A bahkan kaya akan lemak serta nutrisi. Susu hewan mirip sapi dari
Himalaya tersebut pekat alami karena mengandung lemak tinggi sekitar 5,5 – 7,5%,
protein sebanyak 4 – 5,9%, dan laktosa 4 – 5,9%. Daging Yak termasuk rendah
kolestrol dan kaya asam lemak Omega-3 bagus untuk kesehatan. Daging hewan
tersebut ramah lingkungan karena mereka tidak makan sebesar sapi. Bulu lebat Yak
juga dimanfaatkan untuk menghasilkan pakaian hangat yang sangat lembut dan
dengan kualitas menyaingi kasmir.
Musim
Kawin
Musim
kawin Yak berlangsung antara bulan Juli hingga Desember.
Cara
Berkembang Biak
Yak
termasuk hewan yang melahirkan (vivipar). Mereka mampu melahirkan 1 ekor bayi yak.
Status
Konservsasi
Populasi
Yak Liar terus menurun drastis akibat perburuan yang tidak terkendali,
kehilangan habitat, dan penyakit yang menyerang ternak bahkan yak. Gangguan dan
perkawinan silang dengan kawanan ternak juga biasa terjadi.
Karena
itu, Yak Liar termasuk hewan dalam daftar di IUCN
(International Union for the Conservation of Nature) Red List dengan
status konservasi VU (Vulnerable) dan CITES
(Convention on International Trade in Endangered Species) Apendiks
I.(jef)
Comments
Post a Comment