Keledai Liar Afrika Si Keledai Gurun yang Paling Terancam Punah
Keledai Liar Afrika merupakan spesies keledai liar dari famili Equidae dan nama Latinnya yaitu Equus africanus. Keledai Liar Afrika disebut juga dalam bahasa Inggris yaitu African Wild Donkey.
Keledai Liar Afrika tersebar di Tanduk Afrika (Horn of Afrika)
atau Somali Peninsula, Eritrea, Etiopia, dan Somalia. Dulunya Keledai Liar
Afrika tersebar sangat luas ke utara dan barat Sudan, Mesir, dan Libya.
Klasifikasi
Berikut klasifikasi Keledai Liar Afrika
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mamalia
Ordo: Perissodactyla
Famili: Equidae
Genus: Equus
Subgenus: Asinus
Spesies: Equus africanus
Ciri-ciri
Keledai Liar Afrika
memiliki telinga yang sedikit besar dengan corak yang berwarna kehitaman untuk
mendeteksi musuh.
Keledai Liar Afrika memiliki
bulu yang pendek, halus, dan berwarna abu-abu muda hingga cokleat kekuningan
yang menyebar hampir ke seluruh bagian tubuhnya dengan satu garis yang berwarna
hitam di sepanjang tulang punggungnya.
Keledai Liar Afrika
memiliki garis-garis horizontal di kakinya yang menyerupai kaki zebra dengan kuku-kuku
kaki yang ramping dan berdiameter seperti kaki serta tumbuh dengan sangat cepat
disertai telapak kaki yang sangat keras.
Keledai Liar Afrika
memiliki bulu yang berwarna putih pada perut bagian bawah, kaki, sekitar mata, telinga
bagian dalam, dan sekitar moncong.
Keledai Liar Afrika
memiliki ekor yang berambut dan berwarna hitam.
Keledai Liar Afrika
memiliki surai atau rambut yang tampilannya tegak dan kaku pada tengkuknya
dengan ujung kehitaman.
Keledai Liar Afrika
memiliki sistem pencernaan yang kuat bisa memecah vegetasi gurun dan mengekstraksi
air dari makanan secara efisien.
Keledai Liar Afrika
memiliki panjang 2 m, berat 250 – 275 kg, dan tinggi 1,3 – 1,5 m.
Habitat
Habitat Keledai Liar
Afrika di perbukitan, gurun berbatu, semak belukar semi kering, gurun, wilayah
gersang, dan padang rumput yang terdapat air permukaan.
Kebiasaan
Keledai Liar Afrika termasuk
hewan yang hidup berkelompok dalam kawanan tetapi berkumpul dalam kawanan
semnentara yang terdiri hingga 50 individu. Si jantan dewasa mengendalikan
wilayah jelajah yang luas dan biasanya ditempatkan di dekat sumber air yangb
konstan yang menyediakan akses bagi si betina yang melewati wilayah mereka. Si
jantan yang lain biasanya bergabung dengan kelompok bujangan. Si betina dengan
anak-anaknya membentuk kelompok terpisah.
Keledai Liar Afrika menghabiskan
sebagian besar waktunya pada pagi dan sore hari. Mereka akan mencari naungan di
antara bukit berbatu untuk beristirahat pada siang hari. Mereka paling aktif di
beberapa jam yang sangat dingin antara sore dan dini hari.
Keledai Liar Afrika
memiliki indera pendengaran yang baik untuk mendeteksi musuh dan merasakan
lingkungannya
Keledai Liar Afrika memiliki
indera pengelihatan dan penciuman yang berkembang.
Keledai Liar Afrika bisa
hidup tanpa air selama beberapa hari. Mereka setidaknya minum sekali dalam 3
hari.
Keledai Liar Afrika
memiliki suara yang keras dan bisa terdengar oleh kelompok mereka hingga sejauh
3 km. Mereka memiliki bentuk komunikasi yang umum yaitu vokalisasi, sinyal
visual, bau, dan kontak fisik.
Si jantan akan menandai
dan mempertahankan wilayahnya melalui tumpukan kotoran. Meskipun begitu, si
jantan lain yang masuk ke wilayah teritorinya tidak akan diusir atau dilawan. Sebaliknya,
para si jantan penyusup ini ditoleransi dan diperlakukan sebagai “bawahan” bahkan
mereka dijauhkan dari si betina tetapi masih diberi ruang untuk hidup dan
mencari makan.
Keledai Liar Afrika
berlari dengan kecepatan 70 km/jam.
Makanan
Keledai Liar Afrika
termasuk hewan pemakan tumbuhan (herbivora). Makanannya adalah dedaunan,
umbi-umbian, rumput, kulit kayu, dan herba.
Fakta Unik
Keledai Liar Afrika
diyakini merupakan leluhur atau nenek moyang keledai jinak yang biasanya
ditempatkan pada spesies yang sama.
Jenis Keledai Liar Afrika
biasanya hidup secara terpisah karena populasinya sedikit.
Musim Kawin
Musim kawin Keledai Liar
Afrika berlangsung selama musim hujan.
Cara
Berkembang Biak
Keledai Liar Afrika
termasuk hewan yang melahirkan (vivipar). Mereka mampu melahirkan 1 ekor bayi
keledai liar. Sebagian besar kelahiran terjadi antara bulan Oktober hingga
Januari.
Status Konservasi
Populasi Keledai Liar Afrika terus menurun karena kerusakan
habitat, aktivitas perkawinan silang, persaingan dengan ternak domestik dalam
hal mendapatkan makanan, pembangunan pertanian yang mengurangi jumlah pasokan
air yang memadai, dan perburuan. Para ahli meyakini hanya ada 200 ekor yang
kini tersisa di alam liar dan ada sekitar 570 ekor di alam liar. Keledai Liar
Afrika merupakan salah satu mamalia paling langka di dunia
Karena itu, Keledai
Liar Afrika termasuk hewan dalam daftar di IUCN (International Union
for the Conservation of Nature) Red List dengan status
konservasi CR (Critically Endangered) dan CITES (Convention on International Trade in Endangered
Species) Apendiks I.



Comments
Post a Comment