Anoa Endemik Sulawesi
Anoa merupakan mamalia berkuku genap dari famili Bovidae dan nama Latinnya yaitu Bubalus depressicornis dan Bubalus quarlesi.
Ada
2 spesies Anoa yaitu Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis) dan
Anoa Pegunungan atau Anoa Gunung (Bubalus quarlesi).
Anoa
tersebar hampir di seluruh Pulau Sulawesi, daerah Sulawesi Tenggara, dan Pulau
Buton.
Klasifikasi
Berikut
klasifikasi Anoa
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mamalia
Ordo: Artiodactyla
Famili: Bovidae
Subfamili: Bovidae
Genus: Bubalus
Subgenus: Anoa
Spesies: Bubalus
depressicornis, Bubalus quarlesi
Ciri-ciri
Anoa
memiliki daya tahan yang luar biasa dalam beradaptasi dengan lingkungan yang
keras dan sulit di pulau-pulau yang menjadi habitatnya.
Anoa
memiliki tanduk dengan penampang yang mengarah ke belakang seperti penampang
segitiga untuk menyibak rumput atau semak, menggali tanah, membela diri, dan
bertahan hidup dalam persaingan di alam liar. Anoa Dataran Rendah memiliki
tanduk yang berbentuk triangular, berkerut, pipih, kasar dengan penampang yang
berbentuk segitiga, dan panjangnya 1,83 – 3,73 cm sedangkan Anoa Dataran Rendah
memiliki tanduk yang melingkar, berbentuk bulat tanpa jalur cincin pada pangkal
tanduk, dan panjangnya 14,6 – 19,9 cm. Baik si jantan dan si betina semuanya memiliki
tanduk.
Anoa
memiliki struktur bentuk kepala yang menyerupai sapi dan memiliki bentuk kaki
hingga kukunya seperti banteng dengan bentuk tubuh yang menyerupai kerbau dengan
ukuran yang lebih kecil sehingga sering disebut kerbau kerdil.
Anoa
memiliki beberapa bintik yang berwarna putih di bawah mata, kaki, dan punggung
untuk mengindetifikasi jenis ras yang berbeda.
Anoa
memiliki kulit yang berwarna terang hingga kecokelatan bahkan jenis kulit hitam
yang tebal dengan rambut pendek yang berwarna cokelat gelap.
Anoa
memiliki kaki depan yang berwarna putih seperti Sapi Bali akan tetapi terdapat
garis hitam di bawahnya.
Anoa
Gunung atau Anoa Pegunungan relatif lebih kecil dengan ekor yang lebih kecil dan
lembut sedangkan Anoa Dataran Rendah lebih besar, ekor panjang, dan berkaki
putih.
Anoa
Pegunungan memiliki tinggi 60 – 75 cm dan berat 150 kg sedangkan Anoa Dataran
Rendah memiliki tinggi 80 cm – 1 m dan berat 300 kg.
Habitat
Habitat
Anoa Dataran Rendah di daerah pesisir pantai, hutan rawa, padang rumput, hutan
hujan tropis, lembah-lembah hingga ketinggian 1.000 mdpl.
Habitat
Anoa Pegunungan di tutupan hutan pegunungan Sulawesi hingga ketinggian 2.300
mdpl.
Habitat
Anoa umumnya di hutan-hutan tropis yang lebat, hutan yang lebat, dekat aliran
sungai, hutan rawa, serta sumber air seperti danau atau sumber air panas yang
mengandung mineral garam di pesisir pantai Sulawesi.
Kebiasaan
Anoa
termasuk hewan yang hidup menyendiri (solitary) atau semisoliter dan setidaknya
dalam kelompok kecil hingga 5 ekor yang terdiri dari seekor yang dewasa dengan
anak-anaknya.
Anoa
lebih aktif pada pagi dan sore hari atau krepuskular serta beristirahat di tempat
teduh atau wilayah yang terdapat lumpur maupun air.
Anoa
bersifat pemalu karena banyak bersembunyi di hutan-hutan lebat dan cenderung
menghindari interaksi dengan manusia.
Anoa
memiliki kebiasaan berendam di dalam lumpur atau berkubang di lumpur dan air untuk
mendinginkan tubuh di bawah panasnya cuaca tropis, melindungi kulit dari
serangga serta parasit, maupun sebagai cara untuk menandai wilayah kekuasaan.
Anoa
sering menjilati batu-batuan di habitat mereka yang merupakan kebiasaan unik
untuk mendapatkan garam dan mineral dari batu guna mencukupi kebutuhan metabolisme
dan pertumbuhan tubuh. Akan tetapi, kebiasaan itu hanya dilakukan pada Anoa
yang hidup di gunung atau Anoa Pegunungan. Anoa yang hidup di daratan atau pesisir
yaitu Anoa Dataran Rendah akan minum air laut untuk memenuhi kebutuhan
tubuhnya.
Anoa
akan bersifat agresif saat dalam kondisi masa birahi, mengandung, terluka, melindungi
ankanya dari ancaman, terjadi bahaya, dan menjaga anaknya.
Anoa
merupakan hewan yang teritorial karena dilihat dari kebiasaan si jantan yang
menandai pohon dengan tanduknya dan menggaruk tanah setelah buang air kecil.
Anoa
merupakan hewan yang lambat akan berkembang biak yang menjadi alasan populasi
mamalia seperti kerbau ini sedikit atau tidak banyak dimana waktu kehamilan 276
– 315 hari.
Ketika
terancam, Anoa akan lari secepat mungkin ke dalam hutan yang lebat untuk bersembunyi
bahkan mereka bisa melompat kikuk setiap merasakan adanya bahaya atau ada yang
mendekatinya.
Makanan
Anoa
termasuk hewan pemakan tumbuhan (herbivora). Makanannya adalah semak, herba,
dedaunan muda tumbuhan, buah-buahan, tunas pohon, rumput, pakis, pucuk-pucuk
tumbuhan muda, dan umbi-umbian.
Anoa
berperan penting dalam ekosistem hutan tropis Sulawesi dimana mereka membantu
dalam penyebaran biji-bijian melalui kotoran mereka yang berkontribusi pada
regenerasi hutan.
Fakta
Unik
Anoa
dinobatkan menjadi maskot Sulawesi Tenggara dan juga menjadi logo acara pers
nasional tahun 2022. Masyarakat lokal menyebut hewan ini sebagai “Kadua”,
mereka dijadikan maskot karena Anoa adalah hewan endemik dari Sulawesi yang
perlu dilindungi.
Musim
Kawin
Musim
kawin Anoa berlangsung sepanjang tahun.
Cara
Berkembang Biak
Anoa
termasuk hewan yang melahirkan (vivipar). Mereka mampu melahirkan 1 ekor bayi Anoa.
Status
Konservasi
Populasi
Anoa di alam liar cenderung menurun tajam terutama yang di wilayah Sulawesi bagian
Utara sehingga jumlahnya semakin berkurang. Hal ini disebabkan oleh perburuan,
pembukaan lahan yang mengganggu habitatnya, dan kehilangan habitat akibat deforestasi.
Karena
itu, 2 spesies Anoa termasuk hewan dalam daftar
di IUCN (International Union for the Conservation of Nature) Red List dengan
status konservasi EN (Endangered)dan CITES (Convention on
International Trade in Endangered Species) Apendiks I.
Anoa
tergolong satwa liar yang langka dan dilindungi Undang-Undang di Indonesia
sejak tahun 1931 dan dipertegas dengan Undang-Undang No, 5 Tahun 1990 dan Peraturan
Pemerintah No. 7 Tahun 1999. (jef)
Comments
Post a Comment