Tapir Gunung Spesies Tapir Terkecil di Dunia dan Terlangka
Tapir Gunung merupakan spesies tapir dari famili Tapiridae dan nama Latinnya yaitu Tapirus pinchaque. Tapir Gunung sering disebut juga dengan Tapir Berbulu atau dalam bahasa Inggrisnya yaitu Woolly Tapir maupun Andean Tapir.
Tapir Baird tersebar di kawasan pegunungan Andes di Peru,
Kolombia, dan Ekuador.
Klasifikasi
Berikut klasifikasi Tapir Gunung
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Perissodactyla
Famili : Tapiridae
Genus : Tapirus
Spesies : Tapirus pinchaque
Ciri-ciri
Tapir Gunung memiliki bulu yang lebat, lembut, hingga tebal dengan
ketebalan 3 – 3,5 cm bahkan berwarna kecokelatan maupun hitam untuk melindungi mereka
dari suhu dingin pegunungan Andes.
Tapir Gunung memiliki gigi yang kuat untuk merobek dan mengunyah
makanan.
Tapir Gunung memiliki mata dan telinga yang relatif kecil.
Tapir Gunung memiliki moncong yang
panjang dan lentur seperti belalai dengan ukuran yang pendek bahkan berwarna
putih yang kontras untuk mencari makan di tanah hingga semak-semak, sebagai
snorkel ketika menyelam di dalam air, dan mencium serta menarik dedaunan, buah,
bahkan tanaman lainnya yang menjadi makanannya.
Tapir Gunung memiliki kaki yang kuat,
pendek, serta kekar untuk bergerak di dalam air melewati dengan 4 jari di kaki
depan dan 3 jari di kaki belakang dimana jari-jarinya melebar memudahkannya
berjalan melewati lereng curam dan bergerak melewati semak-semak lebat.
Tapir Gunung memiliki
tubuh yang besar dan bulat dengan kulit yang tebal bahkan bulu yang pendek
serta surai yang panjang tipis tetapi tidak selalu mencolok.
Tapir Gunung memiliki panjang 1,8 – 2 m, tinggi
75 cm – 1 m, dan berat 136 – 250 kg dimana si betina memiliki berat sekitar 25 –
100 kg menjadikan tapir ini sebagai spesies tapir terkecil di dunia.
Habitat
Habitat Tapir Gunung di dataran tinggi, pegunungan dengan medan
yang sulit, hutan di ketinggian pegunungan yang dingin, padang rumput alpen,
hutan awan pegunungan tingkat menengah dan tinggi, hutan dan padang rumput pada
ketinggian di atas .2.000 m, serta padang rumput paramo (padang rumput tanpa
pohon).
Kebiasaan
Tapir Gunung termasuk
hewan yang aktif di malam hari (nocturnal). Saat siang hari, mereka
istirahat.
Tapir Gunung termasuk
hewan yang hidup menyendiri (solitary).
Tapir Gunung tetap
bermanuver di hutan pegunungan dengan medan yang terbilang ekstrem meski
tubuhnya besar.
Tapir Gunung memiliki indera
penglihatan yang buruk. Mereka biasanya mengandalkan indera penciuman dan
pendengaran untuk mencari makanan dan berjalan.
Tapir Gunung melahap
sekitar 34 kg per hari atau dalam satu hari.
Tapir Gunung juga pandai dalam
berenang dan merupakan hewan yang suka dekat dengan air.
Tapir Gunung berkomunikasi dengan
sesamanya dengan mengeluarkan suara siulan keras melengkung.
Tapir Gunung bersifat
pemalu, pendiam, dan cenderung menghindari manusia.
Tapir Gunung suka
berkubang di lumpur dengan tujuan untuk mengusir atau menyingkirkan kutu bahkan
parasit.
Meskipun memiliki indera penglihatan yang buruk, Tapir Gunung mampu berlari dengan sangat cepat jika ada yang mengganggu dan
mengancam dirinya.
Makanan
Tapir Gunung termasuk hewan pemakan tumbuhan (herbivora).
Makanannya adalah dedaunan semak berserat keras, buah, bromeliads, lupins,
biji-bijian, tumbuhan payung, dan rumput.
Predator
Hewan yang suka memangsa Tapir Gunung adalah Puma atau Singa
Gunung, Beruang Berkacamata, dan yang lebih jarang adalah Jaguar. Serangan oleh
anjing peliharaan yang invasif juga telah dilaporkan.
Fakta Unik
Tapir Gunung berperan di
ekosistemnya yaitu sebagai salah satu penyebar utama biji-bijian. Hal ini
dikarenakan Tapir disebut sebagai “tukang kebun hutan” dimana mereka membantu
menyebarkan biji-bijian dari buah-buahan yang mereka makan. Biji yang tersebar
tumbuh menjadi tumbuhan baru sehingga membantu menjaga keseimbangan
ekosistem.
Nama spesies dari Tapir Gunung berasal dari
istilah “La Pinchaque” yaitu binatang khayalan yang dikatakan menghuni
wilayah yang sama dengan tapir tersebut.
Tapir sudah ada lebih lama dibandingkan mamalia lainnya yang ada
di bumi saat ini sehingga mamalia ini kerap disebut sebagai fosil hidup. Hewan
yang satu ini merupakan mamalia paling primitif yang masih hidup di muka bumi
dan hanya mengalami sedikit perubahan atau tidak mengalami perubahan evolusi
tubuh selama 20.000.000 tahun terakhir. Bukti fosil Tapir pertama berasal dari
zaman Oligosen Awal yang berlangsung sekitar 23.000.000 – 34.000.000 tahun yang
lalu.
Musim Kawin
Musim kawin Tapir Gunung berlangsung sebelum musim hujan dan
melahirkan di awal musim hujan.
Cara Berkembang Biak
Tapir Gunung termasuk hewan yang melahirkan (vivipar). Mereka
mampu melahirkan 1 ekor bayi tapir.
Status Konservasi
Populasi Tapir Gunung diperkirakan menurun lebih dari 50% dalam 3
generasi terakhir bahkan bahkan ada peluang lebih dari 20 tahun ke depan. Hal ini
disebabkan oleh perubahan iklim, perburuan liar, dan kerusakan habitat.
Karena itu, Tapir Gunung termasuk hewan dalam daftar di IUCN
(International Union for the Conservation of Nature) Red List dengan
status konservasi EN (Endangered) dan CITES (Convention on
International Trade in Endangered Species) Apendiks I.(jef)
Comments
Post a Comment