Bunglon Jackson yang Memiliki Tanduk Seperti Triceratops

Bunglon Jackson merupakan spesies bunglon dari famili Chamaelonidae dan nama Latinnya yaitu Trioceros jacksonii. Bunglon Jackson sering disebut juga dalam bahasa Inggris yaitu Jackson’s Chameleon, Jackson’s Horned Chameleon, dan Three-horned Chameleon.

Bunglon Jackson tersebar di kawasan gunung Meru di wilayah Arusha Tanzania dan daerah hutan di pinggir kota Nairobi Kenya. Bunglon Jackson diperkenalkan di Hawaii, Florida, dan California.

 

Klasifikasi

 


Berikut klasifikasi Bunglon Jackson

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Classo : Reptilia

Ordo : Squamata

Famili : Chamaeleonidae

Genus : Trioceros

Spesies : Trioceros jacksonii.

 

Ciri-ciri

 

Bunglon Jackson memiliki 3 buah tanduk yang panjang, runcing, khas seperti dinosaurus Trceratops, dan berwarna cokelat hanya dimiliki oleh si jantan untuk tampilan, sebagai senjata yang penting dalam berhadapan dengan si jantan lain, mempertahankan wilayah, dan menarik perhatian pasangan.

Bunglon Jackson memiliki mata yang bisa berputar hingga 180˚ dan bergerak secara independen satu sama lain memungkinkannya memindai pergerakan mangsa.

Bunglon Jackson memiliki kelopak yang berbentuk cembung menyerupai setengah bola.

Bunglon Jackson memiliki tubuh yang berwarna hijau terang atau hijau cerah tetapi ada beberapa individu yang memiliki rona yang berwarna biru dan kuning. Karena ahli dalam menyamar atau berkamuflase, warna kulit Bunglon Jackson berubah dari hijau cerah, cokelat, hingga biru.

Bunglon Jackson memiliki lidah yang panjang, lengket, dan ukurannya 2 kali lebih panjang dibandingkan tubuhnya.

Bunglon Jackson memiliki tonjolan yang berbentuk gigi gergaji di punggungnya dan tidak memiliki jambul gular.

Bunglon Jackson memiliki panjang 15 – 35 cm dan berat 1 – 2 kg.

 

Habitat

 

Habitat Bunglon Jackson di hutan pegunungan, hutan lembap, pepohonan, semak belukar, ketinggian 1.600 – 2.440 m dpl, dan lingkungan yang sejuk bahkan lembab.

 

Kebiasaan

 

Bunglon Jackson termasuk hewan yang hidup menyendiri (solitary).

Bunglon Jackson termasuk hewan yang aktif di siang hari (diurnal) karena menghabiskan waktunya dengan berburu mangsa dan berjemur di bawah sinar matahari.

Bunglon Jackson tidak terlalu teritorial dibandingkan bunglon lainnya.

Seperti kebanyakan bunglon lainnya, Bunglon Jackson mengubah warna kulitnya dimana kemampuan tersebut akan membantu mereka menyamar atau berkamuflase dengan lingkungan sekitarnya bahkan mengubah warnanya dengan cepat untuk melindungi diri dari predator serta berburu mangsa tergantung suasana hati, kesehatan, dan suhu.

Bunglon Jackson menggunakan perubahan warna untuk berkomunikasi, kulitnya berubah sangat gelap jika marah maupun terancam, warnannya menjadi lebih berwarna-warni ketika musim kawin, dan santai bahkan nyaman jika kulitnya berwarna terang.

Bunglon Jackson akan diam tak bergerak atau membatasi gerakannya sehingga sepintas tidak ada bedanya dengan ranting dan dahan pohon.

Bunglon Jackson mengandalkan pengelihatan untuk mendeteksi atau menentukan keberadaan mangsa.

Saat mencari makan dan mendeteksi mangsa, Bunglon Jackson akan bergerak serta mendekati mangsanya secara perlahan-lahan di pucuk pepohonan atau malah tidak akan bergerak sama sekali sehingga mangsanya tidak mudah menyadari kehadiran bunglon. Bunglon ini akan menerkam mangsanya melalui lidahnya secara mendadak sesudah mengunci target.

Bunglon Jackson mendapatkan air yang diperlukan dari tetesan embun di pucuk pepohonan.

Bunglon Jackson bisa bertahan hidup hingga 10 tahun.

 

Makanan

 

Bunglon Jackson termasuk hewan pemakan daging (karnivora).  Makanannya adalah laba-laba, lalat, jangkrik, ngengat, belalang, siput, cacing, ulat, dan invertebrata kecil lainnya.

 

Fakta Unik

 


Bunglon Jackson ditemukan pada tahun 1891 oleh seorang ahli zoologi dari Inggris, George Albert Boulenger.

Bunglon Jackson memiliki 3 buah tanduk sehingga sepintas bunglon ini terlihat seperti Trceratops versi kecil membuatnya disebut Bunglon Bertanduk Tiga.

Bunglon Jackson menjadi salah satu hewan peliharaan yang mudah digemari oleh manusia karena penampilannya yang unik. Banyak pembiak reptil yang professional diketahui sudah mampu memelihara dan membiakkan hewan ini dalam tangkapan sehingga merupakan berita yang bagus karena bisa membatasi ketergantungan manusia dengan persediaan bunglon di alam liar. Spesies yang hidup di alam liar populasinya dapat kembali pulih secara perlahan-lahan dan bunglon juga menjadi sangat tahan banting saat dijadikan sebagai hewan peliharaan.

 

Musim Kawin

 

Musim kawin Bunglon Jackson berlangsung musim panas.

 

Cara Berkembang Biak

 

Bunglon Jackson termasuk hewan yang bertelur dan melahirkan (ovovivipar). Mereka mampu melahirkan 8 – 30 ekor bayi bunglon.

 

Status Konservasi

 

Populasi Bunglon Jackson stabil meskipun belum ada informasi tentang populasi mereka karena bunglon ini memiliki sistem reproduksi yang lebih cepat. Peningkatan minat manusia dalam memelihara Bunglon Jackson diikuti dengan menurun populasi bunglon tersebut di alam liar karena aktivitas penangkapan, perburuan liar untuk diperjualbelikan sebagai hewan peliharaan, dan perdagangan bunglon bertanduk tersebut dari alam liar. Banyak dari Bunglon Jackson mati karena tidak bisa bertahan hidup dalam kandang setelah ditangkap dari alam liar dan sejumlah orang yang masih kurangnya pengetahuan dalam memelihara spesies bunglon ini digabungkan dengan kerusakan habitat aslinya. Hal ini membuat Bunglon Jackson menjadi hewan yang terancam punah.  

Karena itu, Bunglon Jackson termasuk hewan dalam daftar di IUCN (International Union for the Conservation of Nature) Red List dengan status konservasi LC (Least Concern).(jef)

Comments

Popular posts from this blog

Mambruk Victoria, Mambruk Endemik Papua Barat

Musang Madu yang Pemberani dan Ganas

Hyena Tutul, Hyena yang Licik dan Cerdas dalam Kelompok