Belalang Anggrek Si Cantik yang Ahli Menyamar

Belalang Anggrek merupakan spesies belalang sembah dari famili Hymenopodidae dan nama Latinnya yaitu Hymenopus coronatus. Belalang Anggrek disebut juga dengan Belalang Bulan Berjalan dan disebut dalam bahasa Inggris yaitu Orchid-blossom Mantis dan Orchid Mantis.

Belalang Anggrek tersebar di hutan hujan Asia Tenggara termasuk Malaysia, Myanmar, Filipina, Thailand, Indonesia, dan bahkan juga ditemukan di India seperti Ghats Barat.

 

Klasifikasi

 


Berikut klasifikasi Belalang Anggrek

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Class : Insecta

Ordo : Mantodea

Famili : Hymenopodidae

Genus : Hymenopus

Spesies : Hymenopus coronatus

 

Ciri-ciri

 

Belalang Anggrek memiliki penampilan yang menyerupai bunga anggrek.

Belalang Anggrek memiliki tubuh semi-transparan yang memiliki aksen warna-warni seperti bunga anggrek seperti putih, merah muda atau pink, kuning, hijau, cokelat, hingga ungu membantunya berkamuflase di antara tanaman anggrek.

Belalang Anggrek memiliki sepasang kaki depan atau lengan yang bergerigi atau berduri dan tampak seperti kelopak bunga digunakan untuk menggenggam, menangkap, serta mencengkram mangsa seperti belalang sembah lainnya.

Belalang Anggrek memiliki kepala yang dilengkapi dengan sepasang mata majemuk yang besar, ocelli atau 3 mata tunggal, dan sepasang antena yang mirip dengan benang.

Belalang Anggrek memiliki dua pasang sayap untuk terbang yang membantunya berpindah dari satu bunga ke bunga yang lain dengan mudah dan memudahkannya menavigasi hutan hujan dimana semua belalang memiliki 2 set sayap khusus yaitu pasangan pertama dikenal sebagai tegmen yaitu sayap yang kasar membantu melindungi sayap bagian dalam yang jauh sangat rapuh.

Belalang Anggrek memiliki empat kaki belakang atas yang berbentuk lebar dan mirip dengan helai kelopak bunga.

Si jantan yang dewasa memiliki sayap yang berwarna putih dan panjang dengan tubuh yang berwarna merah muda, sedikit tidak ada tonjolan pada kakinya sedangkan si betina memiliki warna yang beragam dengan tonjolan yang besar di kakinya.

Pada bagian punggungnya, si betina memiliki bercak yang berwarna hijau sedangkan si jantan tidak memilikinya melainkan lebih berwarna cokelat.

Si betina memiliki panjang 6 – 7 cm sedangkan si jantan memiliki panjang 2 – 3 cm.

 

Habitat

 


Habitat Belalang Anggrek di hutan hujan tropis dataran rendah, hutan sekunder, kebun maupun perkebunan, area pegunungan yang dikelilingi oleh hutan, taman hingga area perkotaan (dalam jumlah terbatas), dan lingkungan yang kaya akan tumbuhan anggrek bahkan spesies serangga yang tertarik pada bunga-bunga ini.

 

Kebiasaan

 

 

Belalang Anggrek termasuk hewan yang aktif di siang hari (diurnal) memanfaatkan cahaya matahari untuk berkamuflase dan berburu.

Belalang Anggrek jarang berinteraksi satu sama lain.

Belalang Anggrek menyukai cuaca yang mirip dengan bunga anggrek dimana mereka memilih suhu siang hari antar 77 – 95˚F sementara malam hari kisaran 64˚F.

Belalang Anggrek memiliki cara tersendiri yaitu menyatu dengan habitatnya dengan pilihannya pada anggrek hutan yang ada di wilayah jelajahnya dimana mampu berubah warna dari merah muda keputihan menjadi cokelat yang membantunya berkamuflase dengan lingkungan, bersembunyi dari predator, dan menangkap mangsa.

Belalang Anggrek merupakan predator yang tangkas dan cepat dimana ketika mendekati mangsa potensial, mereka bisa meluncurkan serangan dalam sekejap mata dan menyambar maupun menangkap mangsa melalui kaki depan yang bergigi atau berduri lalu memakannya.

Si jantan memiliki rentang usia antar 5 – 6 bulan sedangkan si betina bertahan hampir lebih lama sekitar 8 – 9 bulan.

Belalang Anggrek bisa memutarkan kepala hingga 180˚ memberikan pandangan yang luas terhadap lingkungan sekitar ditambah mata majemuknya yang besar sehingga memiliki indera pengelihatan yang tajam.

Belalang Anggrek mampu membengkokkan abdomen/perutnya ke arah depan.

Belalang Anggrek mampu membutuhkan tingkat kelembapan yang yang tinggi yaitu sekitra 60 – 70% bahkan sering ditemukan bertengger di dedaunan atau beberapa bunga yang berwarna cerah.

 

Makanan

 

Belalang Anggrek termasuk hewan pemakan daging (karnivora). Makanannya adalah laba-laba, kupu-kupu, lalat, jangkrik, negngat, lalat buah, kumbang, dan serangga penyengat seperti lebah.

 

Fakta Unik

 

Nama ilmiah Belalang Anggrek atau diberikan oleh entomologi Perancis, Guillaume-Antoine Oliver tahun 1792.

Keberadaan terhadap Belalang Anggrek dalam literatur ilmiah dapat ditelusuri kembali oleh seorang penjelajah asal Inggris bernama James Hingston yang sedang melakukan perjalanan ke Jawa Barat pada tahun 1879. Selama perjalanannya, dia melihat sekuntum bunga yang sedang memakan kupu-kupu. Ketika itu, Hingston tahu bahwa sebenarnya mengira itu adalah bunga merah melainkan belalang sembah yang sedang berburu sehingga dia tidak menyadari bahwa belalang sembah itu merupakan Belalang Anggrek.

Agar bertahan hidup, Belalang Anggrek harus berevolusi untuk menyempurnakan penyamaran atau kamuflase yang berarti harus bisa menyatu dengan habitatnya yaitu anggrek hutan tropis Asia Tenggara. Belalang sembah ini mengambil pelajaran dari bunglon dengan mengubah warna. Belalang Anggrek merupakan contoh yang unik dari adaptasi evolusi dalam alam.  

 

Kawin

 


Si jantan akan mengeluarkan bau feromon untuk menarik perhatian betina. Si jantan yang berukuran kecil harus mendekati si betina yang berukuran besar dengan sangat hati-hati ketika hendak melakukan perkawinan. Lantaran si betina tak segan-segan menyerang dan memakan si jantan terutama jika saat itu sedang dalam kondisi lapar. Jika si jantan berhasil menaiki punggung si betina dengan selamat, si jantan tetap berada di sana hingga beberapa jam atau beberapa hari. Ketika perkawinan selesai, si betina pergi menaruh telur-telurnya pada batang tumbuhan sedangkan si jantan akan segera bergegas meninggalkan si betina. Dalam beberapa kasus, kemungkinan si betina memangsa si jantan setelah atau bahkan selama proses kawin sehingga diyakini sebagai cara untuk memperoleh nutrisi tambahan untuk produksi telur.

 

Cara Berkembang Biak dan Daur hidup


Belalang Anggrek termasuk hewan yang bertelur (ovipar). Mereka mampu mengeluarkan 100 butir telur belalang sembah bersama dengan “ooteka” (ootheca) yaitu cairan seperti busa. Si betina mengeluarkan 100 butir telur bersama dengan ooteka. Setelah dikeluarkan, ooteka akan mengeras dan melindungi telur-telur di dalamnya. Telur-telur tersebut memerlukan waktu untuk menetas yaitu sekitar 6 minggu. Selama beberapa telurnya belum menetas, si betina menjaga ooteka tersebut agar aman dari hewan pemakan telur.

Belalang Anggrek memiliki metamorphosis tidak sempurna dimana daur hidupnya terdiri dari 3 yaitu telur, nimfa, hingga dewasa. Nimfa memiliki penampilannya seperti dewasa tetapi ukurannya sangat kecil dan belum memiliki sayap. Ketika menetas, nimfa dari jenis belalang sembah ini memiliki tubuh yang berwarna jingga dengan kaki dan kepala yang berwarna hitam. Setelah melakukan pergantian kulitnya yang pertama, nimfa Belalang Anggrek memiliki kulit yang berwarna pucat. Belalang Anggrek berganti kulit dengan posisi terbalik yaitu kepala menghadap ke bawah. Kematangan seksual Belalang Anggrek terjadi sekitar 2 minggu setelah berganti kulit yang terakhir.(jef)

Comments

Popular posts from this blog

Mambruk Victoria, Mambruk Endemik Papua Barat

Musang Madu yang Pemberani dan Ganas

Hyena Tutul, Hyena yang Licik dan Cerdas dalam Kelompok