Kodok Tebu Paling Beracun yang Invasif
Kodok Tebu merupakan spesies kodok dari famili Bufonidae dan nama Latinnya yaitu Rhinella marina. Kodok Tebu sering disebut juga dalam Bahasa Inggris yaitu Cane Toad, Marine Toad, Giant Toad, South American Cane Toad, dan Giant Neotropical Toad.
Kodok Tebu tersebar di Lembah Rio Grande di Texas, Bolivia, bagian
tengah Amazon, Brasil, Kolombia, Ekuador, Guyana, Peru, Suriname, Trinidad, dan
Venezuela (Tobago). Kodok Tebu juga diperkenalkan di Amerika, Eropa, Australia,
hingga Indonesia.
Klasifikasi
Berikut klasifikasi Kodok Tebu
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo: Anura
Famili : Bufonidae
Genus : Rhinella
Spesies : Rhinella
marina
Ciri-ciri
Kodok Tebu memiliki kelenjar parotoid yang besar atau parotis yang
besar membentang dari sisi anterior timpaniumnya, di setiap bahu, hingga setengah
bagian ke arah belakang tubuhnya dimana kelenjar ini bisa mengeluarkan racun
ketika mereka terancam sehingga menjadikannya sebagai spesies yang invasif
apalagi beberap predator tidak sanggup memangsa kodok ini.
Kodok Tebu memiliki kelenjar yang mengeluarkan racun bufotoksin di
belakang matanya dan di kulitnya bahkan sekresi kelenjar kulitnya sangat
beracun yang dapat berakibat fatal bagi manusia.
Kodok Tebu memiliki ukuran tubuhnya yang besar dimana ada batasan
dalam kemampuannya.
Kodok Tebu memiliki kulit punggung atas yang berwarna abu-abu
hingga cokelat zaitun dengan beberapa bintil pada permukaannya dan kulit sisi
bawah tubuh yang berwarna kuning keputihan dengan beberapa bintik yang berwarna
cokela gelap.
Kodok Tebu memiliki pupil pada matanya yang horizontal.
Kodok Tebu memiliki iris mata yang berwarna emas dengan bercak
yang berwarna hitam.
Kodok Tebu memiliki panjang 15 – 25 cm tetapi biasanya 15 – 18 cm
dan berat 106 g menjadikannya sebagai kodok terbesar di dunia.
Habitat
Habitat Kodok Tebu di hutan dekat perairan, daerah perkotaan dan pertanian,
bukit pasir, lingkungan tropis dan semi-kering, padang rumput pesisir, tepi
hutan hujan, dan rawa bakau.
Kebiasaan
Kodok Tebu diperkirakan memiliki suhu kritis maksimum 40 – 42 C
dan suhu minimum 10 – 15 C namun pekiraan dapat berubah karena adaptasi
terhadap lingkungan yang dihuninya.
Kodok Tebu memiliki kemampuan beradaptasi yang luar biasa dimana
mereka bisa menjadi invasif.
Kodok Tebu mempunyai toleransi tinggi terhadap kehilangan air
bahkan mampun menahan kehilangan 52,6% air di dalam tubuhnya.
Kodok Tebu akan menyesuaikan toleransi panasnya selama beberapa
jam setelah berada di suhu rendah.
Kodok Tebu terlihat ceroboh atau tidak berhati-hati ketika
memanjat dan tidak bisa leompat dengan baik karena ukuran tubuhnya besar.
Kodok Tebu bisa berkembang biak dalam jumlah yang begitu besar
sehingga mampu menyebar dengan sangat cepat.
Kodok Tebu sangat rakus dan nyaris memakan apa saja yang
ditemuinya.
Makanan
Kodok Tebu termasuk hewan pemakan daging (karnivora). Makanannya
adalah serangga tetapi juga hampir segalanya mulai dari burung kecil, reptil, siput
air, amfibi, dan mamalia kecil.
Fakta Unik
Racun pada Kodok Tebu mengandung protein dan tersusun dari beberapa
molekul bermassa rendah seperti amina biogenik. Selain itu, racun yang berwarna
putih dikenal dengan bufotoksin mengandung bufagin yang bisa mempengaruhi
jantung dan bufotenine merupakan senyawa halusinogen. Sekresi kelenjar kulit
Kodok Tebu (bufotoksin) sangat beracun bisa memicu sakit dan membunuh hewan
yang memakannya, terutama hewan peliharaan. Sekresi kulit bisa mengiritasi
kulit dan membakar mata manusia yang memegang kodok tersebut sehingga menangkal
Kodok Tebu semakin sulit.
Berdasarkan informasi dari WWF Australia, terdapat legenda urban
yang populer mengatakan bahwa menjilat Kodok Tebu dapat membuatmu mabuk akan
tetapi itu hanya mitos. Kodok Tebu mengeluarkan campuran bahan kimia termasuk
5-methoxy-N, N-dimethyltryptamine. Orang yang menelan senyawa tersebut biasanya
dengan menjilat kodok, mengalami halusinasi kuat dan demam semua tubuh.
Gejalanya bisa otot menjadi lebih lemah, muntah hebat, kejang, kematian akibat
henti jantung.
Musim Kawin
Musim kawin Kodok Tebu berlangsung sepanjang tahun.
Cara Berkembang Biak
Kodok Tebu (ovipar). Mereka mampu mengeluarkan 8.000 – 30.000
telur kodok 2 kali dalam setahun. Baik telur maupun kecebong dari kodok ini
beracun.
Status Konservasi
Dalam waktu kurang dari 85 tahun, populasi Kodok Tebu di Australia
telah berlipat ganda hingga mencapai tingkat epidemi. Beberapa ilmuwan
memperkirakan ada lebih dari 200.000.000 kodok invasif ini yang berkeliaran dan
bisa saja memicu kerusakan ekosistem. Kodok Tebu menyebar di seluruh bagian
utara Australia dengan kecepatan 50 km setiap tahunnya.
Kodok Tebu termasuk hewan dalam daftar di IUCN
(International Union for the Conservation of Nature) Red List dengan
status konservasi LC (Least Concern).(jef)
Comments
Post a Comment