Singa Asia, Si Raja Hutan yang Terancam Punah di Asia

Singa Asia merupakan spesies singa dari famili Felidae dan nama Latinnya yaitu Panthera leo persica. Singa Asia sering disebut juga dengan Singa India dan Persia.

 

Singa Asia tersebar di hutan Gir di Gujarat, India. Selain itu, Singa Asia juga tersebar di  daerah Mediterania hingga melewati sebagian besar Asia Selatan. Seiring berjalannya waktu, habitat Singa Asia terkikis hingga  hanya tersisa satu lokasi saja di dunia.

 

Klasifikasi

Berikut klasifikasi Singa Asia

 

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Carnivora

Famili : Felidae

Genus : Panthera

Spesies : Panthera leo

Subspesies : Panthera leo persica

 

Ciri - Ciri

 

Si jantan memiliki surai yang sangat pendek dengan telinga yang terlihat. Surai si jantan berwarna gelap dan kurang berkembang.

 

Singa Asia memiliki jambul bulu yang lebih menonjol di siku dan ekor.

 

Singa Asia memiliki lipatan kulit yang membujur di bawah perut sebagai ciri khas yang unik.

 

Tengkorak Singa Asia memiliki fitur foramina infraorbital bercabang yang mengacu pada lubang kecil di tengkorak. Ini memungkinkan pembuluh darah dan saraf bisa melewati mata.

 

Singa Asia memiliki cakar yang bisa ditarik masuk dan memiliki gigi yang tajam.

 

Warna bulu Singa Asia beragam dari abu-abu kebiruan dengan sentuhan keperakan sesekali hingga coklat kemerahan yang ditutupi dengan bintik-bintik hitam.

 

Singa Asia sedikit lebih kecil daripada Singa Afrika karena Singa Asia memiliki panjang 1-2 m, tinggi 1,1 m, dan berat 110-190 kg. Si jantan memiliki berat 160-196 kg dan panjangnya 3 m sedangkan si betina memiliki berat 110-120 kg dan panjangnya 2 m.

 

Habitat

Habitat Singa Asia salah satunya di Suaka Margasatwa Gujarat Barat dan hutan gugur kering di Taman Nasional Gir.

 

Kebiasaan

 

Singa Asia termasuk hewan yang aktif di malam hari (nocturnal) untuk berburu mangsa.

 

Singa Asia berkumpul dalam unit sosial kecil (pride) yang berisi hanya 2 ekor si berina dewasa tetapi yang dicatat adalah hanya 5 ekor si betina. Si jantan hidup menyendiri (solitary) dan bergaul dengan kawanan untuk kawin dan perburuan besar.

 

Jika si jantan tua tidak bisa lagi berburu dan bertarung dengan si jangan muda dari kawanan lain, maka si jantan tua dikeluarkan dari kawanan.

 

Singa Asia menghabiskan 20 jam sehari untuk istirahat dan tidur.

 

Singa Asia lebih suka berburu mangsa yang lebih kecil.

 

Bagian terbesar dari mangsa selalu diberikan kepada si jantan, sementara di betina hanya memakan sisanya.

 

Si betina sangat mengabdi kepada kawanan dan hanya meninggalkan kawanan dalam keadaan yang ekstrem seperti tidak ada mangsa yang ditangkap dan diberikan kepada anak-anaknya.

 

Makanan

 

Singa Asia termasuk hewan pemakan daging (karnivora). Makanan adalah rusa totol (rusa chital), babi hutan, kerbau, dan antelope.

 

Musim Kawin

 

Musim kawin Singa Asia berlangsung sepanjang tahun.

 

Cara Berkembang Biak

 

Singa Asia termasuk hewan yang memamah biak (vivipar). Mereka mampu melahirkan 1-6 ekor bayi singa.

 

Status Konservasi

 

Populasi Singa Asia menurun karena perburuan liar, epidemi, dan kebakaran hutan. Populasi Singa Asia di alam liar sekarang kurang lebih 500 individu.

 

Karena itu, Singa Asia termasuk hewan dalam daftar di IUCN (International Union for the Conservation of Nature) Red List dengan status konservasi EN (Endangered) dan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) Apendiks I.(jef)

Comments