Semut Peluru dengan Gigitan dan Sengatan yang Menyakitkan

Semut Peluru merupakan spesies semut dari famili Formicidae dan nama Latinnya yaitu Paraponera clavata. Semut Peluru sering disebut juga dengan Semut Hitam Besar, Semut Conga, dan Semut Pemburu Besar.

Semut Peluru tersebar di hutan hujan tropis di Amerika Selatan dan Amerika Tengah dengan tersebar di Honduras, Nikaragua, Costa Rica, Venezuela, Kolombia, Ekuador, Bolivia, Peru, Brasil, hingga Paraguay.

 

Klasifikasi

 


Berikut klasifikasi Semut Peluru

Kingdom: Animalia

Filum: Arthropoda

Kelas: Insecta

Ordo: Hymnenoptera

Famili: Formicidae

Genus: Paraponera

Spesies: Paraponera clavata

 

Ciri-ciri

 


Semut Peluru memiliki alat racun yang terdiri dari kelenjar yang terhubung dengan sengat di perutnya dimana organ ini juga digunakan untuk menangkap mangsa dan sebagai alat pertahanan diri dari predator.

Semut Peluru memiliki tubuh yang kekar, berbulu, dan berwarna hitam kemerahan seperti tawon tanpa sayap dengan rahang penjepit besar yang tampak jelas.

Semut Peluru memiliki racun yang kuat hanya bekerja pada mangsa dan musuh karena racun dari sengatan semut ini tidak berbahaya bagi manusia.

Semut Peluru memiliki sengatan yang terlihat jelas dan dibilang paling menyakitkan dari serangga manapun sehingga rasa sakit akibat sengatan semut ini mampu bertahan hingga 24 jam karena sengatannya sama sakitnya seperti terkena tembakan peluru.

Semut Peluru memiliki kelenjar mandibula di kepalanya dimana morfologi bagian ini beragam tergantung pada kasta sosial dalam koloninya sehingga berhubungan dengan produksi feromon dan komunikasi antar sesamanya.  

Semut Peluru memiliki kaki yang berbulu dan kaki bagian depan yang berwarna keemasan.

Semut Peluru memiliki panjang 1,8 – 3 cm (30 mm) dan berat 60 mg sehingga tergolong besar dibandingkan semut pada umumnya. Ratu Semut Peluru biasanya berukuran hampir sama dengan pekerjanya yaitu sekitar 1,6 inci atau 4 cm.

 

Habitat

 


Habitat Semut Peluru di hutan hujan tropis, dataran rendah yang lembab, dan wilayah hutan hujan neotropis yang basah.

 

Kebiasaan

 

Semut Peluru merupakan hewan yang hidup berkelompok dalam koloni atau dalam koloni yang terdiri dari ratusan semut di bawah pohon atau celah-celah batang pohon.

Semut Peluru bekerja mencari makan terutama saat senja dan malam hari dimana semut ini berburu secara individu di atas pohon bahkan sekitar sarangnya.

Semut Peluru membangun koloni di dasar pohon agar membantunya mencari makan di kanopi.

Semut Peluru biasanya tidak agresif.

Semut Peluru sering bertarung dengan koloni sesama lainnya dalam hal memperebutkan makanan bahkan mereka menggunakan strategi yang mirip dengan pertempuran bergantung terhadap yang dibutuhkan atau dipertahankan.

Sebelum menggigit dan menjadi sasarannya, Semut Peluru mengeluarkan bau terlebih dahulu sebagai alat peringatan bagi koloninya untuk ikut waspada. Jika salah satu semut menyengat sasaran, maka teman-teman semut ini juga menyengat.

Semut Peluru mengeluarkan suara mirip jeritan untuk memperingatkan koloninya.

Semut Peluru memiliki parasit alami sendiri yang sering mengincarnya yaitu Lalat phorid merupakan salah satu parasit yang selalu mengincar semut ini karena terarik dengan feromon yang muncul dari luka pada semut ini sebagai akibat dari perkelahian.

Semut Peluru pekerja bisa hidup 90 hari sedangkan si ratu Semut Peluru bisa hidup selama beberapa tahun dan mampu bertahan hidup selama 2 – 6 tahun.

 

Makanan

 

Semut Peluru termasuk hewan pemakan segala (omnivora). Makanannya adalah nektar, athropoda kecil, getah tanaman, bangkai hewan, dan vertebrata kecil lainnya.

 

Fakta Unik

 

Semut Peluru diketahui sangat menyakitkan dan berpotensi menyebabkan gejala seperti demam, gemetar, aritmia jantung, dan keringat dingin yang dapat bertahan hingga 24 jam. Tingkat keparahan dari rasa sakit akibat gigitan semut tersebut berada dalam skala 1,0 – 4,0 menurut Schmidt Sting Pain Index (skala yang emngukur rasa nyeri dari gigitan serangga). Rasa sakit digambarkan seperti dibakar hidup-hidup, kemudian kulit akan terasa berdenyut selama 24 jam.

Semut Peluru dijuluki sebagai hormiga veinticuatro (dalam bahasa Spanyol) yang berarti “Semut 24 jam” karena dari mulai digigit akan terasa sakit salaam 24 jam.

Di pedalaman Amazon, suku Satere-Mawe mempunyai ritual kedewasaan sekaligus unik dengan menggunakan Semut Peluru. Para pemuda, remaja laki-laki, hingga anak laki-laki yang sudah masuk dewasa dan mengikuti ritual tersebut harus memasukkan tangannya ke dalam sarung yang berisi sekelompok Semut Peluru selama 10 menit sebanyak 20 kali. Mereka harus mengalami sengatan dan menahan rasa sakit dari gigitan Semut Peluru tanpa berteriak. Setelah menyelesaikan ritual tersebut, barulah remaja bisa dianggap sebagai pria dewasa dan berhak disebut prajurit.  

 

Cara Berkembang Biak

 

Semut Peluru termasuk hewan yang bertelur (ovipar). Ratu Semut Peluru mampu menghasilkan 800 butir telur semut perharinya.(jef)

Comments

Popular posts from this blog

Mambruk Victoria, Mambruk Endemik Papua Barat

Hyena Tutul, Hyena yang Licik dan Cerdas dalam Kelompok

Musang Madu yang Pemberani dan Ganas