Harimau Indocina yang Terancam Punah di Indocina

Harimau Indocina merupakan spesies harimau dari famili Felidae dan nama Latinnya yaitu Panthera tigris corbetti. Kata panthera artinya macan tutul, kata tigris dari bahasa Latin untuk harimau, dan corbetti merujuk seorang pria dari Inggris yaitu Jim Corbett. Jim Corbett awalnya seorang pemburu lalu akhirnya dia menjadi pelestari Harimau Indocina.

Harimau Indocina tersebar di Kamboja, Laos, Burma, Thailand, Vietnam, Myanmar, dan Cina (yang bukan termasuk Indocina).

 

Klasifikasi

 


Berikut klasifikasi Harimau Indocina

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Carnivora

Subordo : Feliformia

Famili : Felidae

Subfamili : Pantherinae

Genus : Panthera

Spesies : Panthera tigirs

Subspecies : Panthera tigris corbetti

 

Ciri-ciri

 

Harimau Indocina memiliki bulu yang berwarna oranye hingga emas dan berwarna lebih gelap dengan garis-garis tunggal yang sangat pendek dan berdekatan yang pada umumnya motif belang sangat unik seperti sidik jari manusia bahkan memudahkannya berkamuflase atau menyatu dengan lingkungan sekitarnya dan bayangan di hutan hujan agar mangsa yang diburu tidak bisa mendeteksi keberadaannya.

Harimau Indocina memiliki perut, wajah, hingga bulu leher yang berwarna putih.

Harimau Indocina memiliki mata yang bisa melihat mangsa dengan jelas dan sempurna terutama dalam kegelapan.

Harimau Indocina memiliki kaki belakang yang kuat untuk melompat ke dahan pohon yang tinggi dan berenang dalam hal mengejar mangsa.

Harimau Indocina memiliki cakar yang panjang dan bisa ditarik memungkinkannya berpegangan pada kulit kayu sambil memanjat pohon denga naman.

Si jantan memiliki panjang 2,5 – 2,8 m dan berat 150 – 195 kg sedangkan si betina memiliki panjang 2,3 – 2,5 m dan berat 100 – 130 kg. Harimau Indocina lebih kecil dibandingkan dengan Harimau Benggala dan hatimau terbesar di dunia Harimau Siberia tetapi jauh lebih besar daripada Harimau Malaya serta Harimau Sumatera.

 

Habitat

 


Habitat Harimau Indocina di iklim tropis, hutan, padang rumput, pegunungan, dan hutan hujan dataran rendah.

 

Kebiasaan

 


Harimau Indocina termasuk hewan yang aktif di malam hari (nocturnal) untuk berburu mangsa dengan mengandalkan pengelihatan yang baik.

Harimau Indocina termasuk hewan yang hidup menyendiri (solitary) bahkan hidup bersama dengan anak-anaknya dan selama musim kawin.

Sama seperti Jaguar dan harimau lainnya pada umumnya, Harimau Indocina lebih suka berenang dengan handal karena suka air.

Harimau Indocina memiliki kecepatan lari yang cukup tinggi dan melompat dengan kuat.

Harimau Indocina berlari dengan impresif yaitu kecepatan mencapai 60 mil/jam atau 96,5 km/jam.

Harimau Indocina memiliki rentang hidup hingga 26 tahun.

Harimau Indocina memiliki indera penciuman, pendengaran, dan pengelihatan yang tajam membantu berburu mangsa di malam hari.

Harimau Indocina mengalami masalah pada kemampuan pengelihatan sehingga akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia yang memicu kekurangan nutrisi makan karena sudah tidak sanggup lagi untuk berburu mangsa.

Jika terluka atau sakit, Harimau Indocina akan rentan diserang oleh ras harimau lain di habitatnya.

Harimau Indocina mengonsumsi daging 36 – 40 kg dalam satu waktu.

Harimau Indocina bersifat pemalu dan senang bersembunyi dari pandangan.

 

Makanan

 

Harimau Indocina termasuk hewan pemakan daging (karnivora). Makanannya adalah sapi, kambing, rusa, monyet, serow atau kambing hutan, dan babi hutan.

 

Musim Kawin

 

Musim kawin Harimau Indocina berlangsung selama bulan November hingga April.

 

Cara Berkembang Biak

 

Harimau Indocina termasuk hewan yang melahirkan (vivipar). Mereka mampu melahirkan  2 – 6 ekor bayi harimau.

 

Status Konservasi

 

Populasi Harimau Indocina semakin menyusut dan terancam sehingga penurunan populasi harimau tersebut terus berlanjut hingga masa kini. Akan tetapi, total populasi Harimau Indocina tidak bisa diperkirakan karena harimau yang satu ini sangat suka bersembunyi namun diperkirakan sekitar 35 ekor yang tersisa dengan sebagian besar populasinya di Myanmar dan Thailand. Penyebabnya adalah kerusakan habitat, penggundulan hutan, perdagangan ilegal, dan perburuan secara liar (untuk diambil daging, kulit, dan tulang). Ada indikasi lain bahwa Harimau Indocina menyerang dan memangsa hewan ternak yang menjadi alasan manusia membunuhnya sebagai pembalasan.

Karena itu, Harimau Indocina termasuk hewan dalam daftar di IUCN (International Union for the Conservation of Nature) Red List dengan status konservasi EN (Endangered)dan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) Apendiks I.(jef)

Comments

Popular posts from this blog

Mambruk Victoria, Mambruk Endemik Papua Barat

Musang Madu yang Pemberani dan Ganas

Hyena Tutul, Hyena yang Licik dan Cerdas dalam Kelompok