Takin si Hewan Berkuku dari Himalaya

Takin merupakan spesies kambing antelop dari famili Bovidae dan nama Latinnya yaitu Budorcas taxicolor. Ada subspecies Takin yaitu Takin Emas (Budorcas taxicolor bedfordi), Takin Mishmi (Budorcas taxicolor taxicolor), Takin Tibet (Budorcas taxicolor tibetana), dan Takin Bhutan (Budorcas taxicolor whitei).

Takin tersebar di Pegunungan Himalaya, Bhutan, Cina, Tibet, India, dan Myanmar.

 

Klasifikasi

 


Berikut klasifikasi Takin

Kingdom: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Mamalia

Ordo: Artiodactyla

Famili: Bovidae

Subfamili: Caprinae

Tribe: Caprini

Genus: Budorcas

Spesies: Budorcas taxicolor 

Subspesies: Budorcas taxicolor taxicolor, Budorcas taxicolor bedfordi, Budorcas taxicolor tibetana, Budorcas taxicolor whitei

 

Ciri-ciri

 


Takin memiliki kepala yang besar dengan tanduk yang melengkung ke belakang ditambah ujungnya tajam sebagai alat bertarung dan membersihkan salju dalam hal mencari makan.

Takin memiliki kult yang mengeluarkan zat berminyak membuat bulunya tahan air seperti jas hujan saat badai maupun kabut.

Takin memiliki bulu yang tebal dan lebat untuk melindunginya dari cuaca dingin di pegunungan bahkan warna bulunya beragam tergantung 4 spesies mulai dari abu-abu cokelat, putih kekuningan, kuning emas, hingga merah kecokelatan.

Takin memiliki tubuh besar dengan penampilan mirip Moose (rusa terbesar di dunia), Wildebeest, sapi, kerbau, bahkan kambing dengan kaki yang kokoh, pendek, dan sangat kuat ditambah dengan 2 buah jari kuku yang besar.

Takin memiliki panjang 1,1 – 1,2 m, berat 250 – 360 kg, dan tinggi 0,9 – 1,4 m.

 

Habitat

 


Habitat Takin di lembah berhutan, ketinggian 1.000 – 4.250 m, dan area pegunungan berbatu serta dipenuhi rerumputan.

 

Kebiasaan

 

Takin termasuk hewan yang hidup berkelompok dalam kawanan terlihat bersama-sama dengan keluarga hingga teman-teman yang terdiri dari betina dewasa, jantan muda, dan anak-anak dimana jumlah kawanannya 300 ekor selama musim panas bahkan musim semi tetapi kawanan tersebut akan terpecah menjadi 35 ekor selama musim dingin yang sementara. Akan tetapi, hewan berkuku tersebut umumnya hidup menyendiri (solitary) dan membuat kawanan dalam waktu pendek.

Takin terkenal pemalu dan tenang tetapi bisa saja berbahaya dan terprovokasi atau terpengaruh.

Takin bisa melompat sejauh hampir 2 m dari satu batu ke batu yang lain dengan kemiringan yang ekstrem.

Takin beradaptasi dengan pegunungan dan hutan melalui kemampuan mencari makanan dan berlindung di daerah yang tidak bisa dijangkau bahkan memiliki kemampuan yang unik dengan menghadapi lingkungan yang keras beserta cuaca esktrem.

Takin menjilat garam dalam memenuhi kebutuhan mineral dan menteralkan racun pada makannya.

Takin berbagi wilayah jelajah dengan Panda.

Takin mengeluarkan suara auman yang mengintimidasi bahkan anaknya juga memiliki vokalisasi suara tersebut mirip auman anak singa saat panik dan jika tersesat dari induknya.

Takin berkomunikasi melalui suara khas, gerakan tubuh yang unik, dan bau urin yang mengeluarkan aroma yang berbeda.

Takin memperingatkan kepada kelompoknya dengan suara batuk yang besar untuk memandakan bahaya dan menyuruh mereka berlindung.

 

Makanan

 

Takin termasuk hewan pemakan tumbuhan (herbivora). Makanannya adalah rumput, tumbuhan herba, bambu, dedaunan, tanaman yang tumbuh di batu-batu pegunungan, dan kemungkijnan lumut.

 

Predator

 

Hewan yang suka memangsa Takin adalah macan tutul, harimau, serigala, dan Beruang Hitam Asia.

 

Fakta Unik

 

Takin menjadi hewan nasional Bhutan

 

Musim Kawin

 

Musim kawin Takin berlangsung bulan Juli hingga Agustus

 

Cara Berkembang Biak

 

Takin termasuk hewan yang melahirkan (vivipar). Mereka mampu melahirkan 1 ekor bayi Takin.

 

Status Konservasi

 

Populasi Takin mengalami penurunan karena penebangan atau penggundulan hutan, perburuan berlebihan, kerusakan habitat, perluasan wilayah untuk kebutuhan manusia.    

Karena itu, Takin termasuk hewan dalam daftar di IUCN (International Union for the Conservation of Nature) Red List dengan status konservasi VU (Vulnerable) dan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) Apendiks II.(jef)

Comments

Popular posts from this blog

Mambruk Victoria, Mambruk Endemik Papua Barat

Musang Madu yang Pemberani dan Ganas

Hyena Tutul, Hyena yang Licik dan Cerdas dalam Kelompok