Kukang Jawa dari Indonesia

Kukang Jawa merupakan spesies kukang dari famili Lorisidae dan nama Latinnya yaitu Nycticebus javanicus.

Kukang Jawa tersebar di bagian barat dan tengah pula Jawa seperti Banten, Jawa Barat, dan beberapa kawasan di Jawa Tengah. 

 

Klasifikasi

 


Berikut klasifikasi Kukang Jawa

 

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Class : Mamalia

Ordo : Primata

Subordo : Strepsirrhini

Famili : Lorisidae

Genus : Nycticebus

Spesies : Nycticebus javanicus

 

Ciri-ciri

 

Kukang Jawa memiliki tubuh hingga punggung yang fleksibel bisa meliuk di cabang pohon dan begrelantungan terbalik di dahan pepohonan.

Kukang Jawa memiliki tangan dan kaki yang terentang panjang sehingga membantunya mencengkram dahan pohon.

Kukang Jawa memiliki kepala, leher, dan punggung yang berwarna krem dengan kulit yang sangat tebal sehingga gigitan predator menjadi tidak lebih berbahaya ditambah memiliki garis yang berwarna cokelat pada punggungnya mengalir di tulang belakangnya.

Kukang Jawa memiliki mata yang besar dan berwarna cokelat tidak memiliki gigi seri kedua pada dentisinya.

Kukang Jawa memiliki wajah yang berwarna cokelat muda hingga putih dengan beberapa garis yang berwaran cokelat tebal yang membentang secara vertikal di wajahnya bahkan membingkai mata yang membuat matanya terlihat sangat besar.

Kukang Jawa memiliki punuk yang berwarna terang dan sangat indah.

Kukang Jawa memiliki kelenjar penghasil minyak berbahaya di lekukan sisinya. Saat kukang ini menjilatnya, minyak akan tercampur dengan air liurnya sehingga menghasilkan racun yang mematikan.

Kukang Jawa memiliki panjang tubuh 29,3 cm dan berat 565 – 687 g.

 

Habitat

 

Habitat Kukang Jawa di hutan primer, hutan sekunder, hutan bambu, hutan bakau, perkebunan cokelat, dataran tinggi, dna hingga ketinggian 1.600 m.

 

Kebiasaan

 


Kukang Jawa termasuk hewan yang aktif di malam hari (nocturnal).

Kukang Jawa bersifat arboreal bergantung pada tumbuhan merambat dan liana.

Kukang Jawa tidur meringuk di cabang pohon terlihat sendirian atau hidup berpasangan dan kemungkinan tidur dengan kelompoknya.

Selama masa istirahatnya, Kukang Jawa akan menggulungkan tubuhnya seperti bola (sebagai mekanisme pertahanan diri), menekuk kepalanya, dan menyembunyikannya di antara lutut sehingga posisi tersebut merupakan bentuk pertahanan diri dari predator yang mengintainya.

Kukang Jawa memiliki panggilan khas dengan frekuensi tinggi mirip peluit.

Kukang Jawa bergerak dengan cara merangkak secara perlahan di dahan pepohonan dan bisa berpegangan tanpa bergerak selama beberapa jam dan tanpa merasa lelah.

Kukang Jawa bergerak dengan lambat dimana pergerakannya mirip yang dilakukan oleh ular bahkan bergerak secara diam-diam tanpa diketahui predator.

Kukang Jawa bergerak di tanah untuk menyeberang ruang terbuka di habitat terganggu.

 

Makanan

 

Kukang Jawa termasuk hewan pemakan segala (omnivora). Makanannya adalah buah-buahan, serangga, kadal, telur, getah pepohonan, biji cokelat, sari bunga, dan tikus.

 

Fakta Unik

 

Kukang menjadi salah satu primata yang mempunyai racun. Jika terancam, primata ini akan mencampurkan sekresi dari kelenjar sikunya dengan air liurnya. Gigitan kukang dapat memicu rasa sakit, reaksi alergi yang hampir serius, anafilaksis, syok, penurunan tekanan darah, pingsan, dan menyebabkan kematian pada manusia. tidak hanya itu, racun tersebut juga menyebabkan daging di bekas gigitan membusuk. Meskipun begitu, kasus tersebut lebih jarang terjadi. Luka gigitan Kukang merupakan luka nekrotik yang artinya merupakan kondisi cedera pada sel yang menyebabkan kematian dini pada sel-sel dan jaringan hidup.

Awalnya Kukang Jawa dianggap sebagai subspesies dari Kukang Sunda (Nycticebus coucang), akan tetapi dipisahkan menjadi sebagai spesies yang tersendiri pada tahun 2008.

 

Cara Berkembang Biak

 

Kukang Jawa termasuk hewan yang melahirkan (vivipar). Mereka mampu melahirkan 1 ekor bayi kukang.  

 

Status Konservasi

 

Populasi Kukang Jawa semakin berkurang dan mengalami penurunan drastis hingga 80% selama 24 tahun terakhir. Habitatnya semakin menyusut dan sekarang diperkirakan hanya tersisa 20% habitat Kukang Jawa. Hal ini disebabkan oleh perburuan secara ilegal, pengurangan lahan hutan, perdagangan satwa liar secara ilegal, kerusakan hingga kehilangan habitat, keperluan medis tradisional, dan alih fungsi hutan (perkebunan, pemukiman, dan aktivitas lainnya).

Karena itu, Kukang Jawa termasuk hewan dalam daftar di IUCN (International Union for the Conservation of Nature) Red List dengan status konservasi CR (Critically Endangered) dan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) Apendiks I. Tahun 2018, Kukang Jawa dimasukkan ke dalam daftar satwa dilindungi di Indonesia berdasarkan dalam Peraturan Menteri LHK Nomor P.106/MENHLK/SETJEN/KUM.1/12/2018 yang didukung kuat Undang-Undang No.5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya. Kukang Jawa termasuk dalam Daftar 25 Primata Terlangka di Dunia (Top 25 Most Endangered Primates) versi IUCN.(jef)

Comments

Popular posts from this blog

Mambruk Victoria, Mambruk Endemik Papua Barat

Musang Madu yang Pemberani dan Ganas

Hyena Tutul, Hyena yang Licik dan Cerdas dalam Kelompok