Kerapu Goliath Atlantik Sang Ikan Bertulang Pemangsa Terbesar di Samudera Atlantik
Kerapu Goliath Atlantik merupakan spesies ikan kerapu dari famili Epinephelidae dan nama Latinnya yaitu Epinephelus itajara. Kerapu Goliath Atlantik sering disebut juga dengan Itajara, Jewfish, Kerapu Raksasa Atlantik, atau disebut juga dalam bahasa Inggrisnya yaitu Atltantic Goliath Grouper.
Kerapu Goliath Atlantik tersebar di perairan tropis serta
subtropis, area dengan struktur bawah laut yang kompleks, daerah tropis
Atlantik (terutama Atlantik Barat) dan Karibia, selatan Amerika Serikat, Teluk
Meksiko, ujung selatan Brazil, hingga sebelah barat pesisir Sub-Sahara Afrika.
Klasifikasi
Berikut klasifikasi Kerapu Goliath Atlantik
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Epinephelidae
Genus : Epinephelus
Spesies : Epinephelus itajara
Ciri-ciri
Kerapu Goliath Atlantik memiliki kepala yang lebar dengan mata
yang kecil.
Kerapu Goliath Atlantik memiliki mulut yang lebar memungkinkannya
menangkap mangsa yang ukurannya besar.
Kerapu Goliath Atlantik memiliki gigi-gigi yang sangat kuat dan
tajam kemungkinan untuk menggigit dan menghancurkan mangsa dengan mudah.
Kerapu Goliath Atlantik memiliki ekor yang pendek serta gemuk,
sirip punggung yang tinggi dan meruncing, dan sirip dada yang pendek.
Kerapu Goliath Atlantik memiliki kulit yang lebih tebal dan kuat
untuk melindungi diri dari predator sekaligus benturan.
Kerapu Goliath Atlantik memiliki tubuh yang kekar dengan warna
yang beragam mulai dari cokelat, cokelat gelap atau cokelat tua, hingga abu-abu
kehijauan atau hijau zaitun (olive) dengan pola bintik-bintik gelap untuk
menyamarkan diri atau sebagai kamuflase di terumbu karang bahkan lingkungan
bawah laut.
Kerapu Goliath Atlantik memiliki panjang 2,5 – 3 m dan berat 230 –
400 kg seukuran dengan manusia dewasa menjadikannya sebagai ikan bertulang
pemangsa terbesar.
Habitat
Habitat Kerapu Goliath Atlantik di area dasar laut dengan
kadalaman 50 m, perairan hangat, daerah berbatu, sekitar terumbu karang, muara,,
dan bangkai kapal karam.
Kebiasaan
Kerapu Goliath Atlantik termasuk hewan yang hidup menyendiri
(solitary) tetapi hidup dalam kelompok besar ketika memasuki musim kawin.
Kerapu Goliath Atlantik merupakan predator puncak sehingga tidak
memiliki pemangsa alami dan sekaligus menjadi predator yang ganas dengan
menggunakan penyergapan yaitu dengan cara menyergap mangsa dengan cukup agresif
lalu menelan mangsa secara bulat-bulat menggunakan mulutnya.
Kerapu Goliath Atlantik memiliki indera pengelihatan yang sangat
tajam agar bisa menemukan mangsa dalam jarak jauh.
Kerapu Goliath Atlantik diperkirakan memiliki umur yang panjang
sekitar 37 – 50 tahun.
Kerapu Goliath Atlantik bersifat tidak agresif, pemalu, kurang
gesit, dan cenderung menghindari kontak dengan manusia.
Kerapu Goliath Atlantik memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
bahkan sering berinteraksi dan dekat dengan penyelam serta perenang snorkel.
Kerapu Goliath Atlantik dapat menunjukkan mulutnya dalam keadaan
terbuka, kepala bergoyang, hingga tubuh bergetar seperti mengalami kejang
ringan terhadap pengganggu atau ancaman apalagi manusia bahkan peringatan yang
lain bisa berupa suara gemuruh atau suara ledakan keras pendek yang terdengar
dengan jelas bahkan untuk menempuh jarak yang lebih jauh dan menemukan yang
lainnya.
Kerapu Goliath Atlantik bergabung dalam kelompok besar kemungkinan
jumlahnya sekitar 100 individu yang disebut dengan agregasi pemijahan dan
kemungkinan ikan ini berjalan beberapa mil untuk mendapatkan tempat pemijahan
yang disenangi.
Makanan
Kerapu Goliath Atlantik termasuk hewan pemakan (karnivora).
Makanannya adalah ikan, gurita, cumi-cumi, kakap, ikan baraccuda, belut
moray, hiu kecil, dan krustasea seperti lobster.
Musim Kawin
Musim kawin Kerapu Goliath Atlantik berlangsung selama bulan Juli
dan bulan Desember.
Cara Berkembang Biak
Kerapu Goliath Atlantik termasuk hewan yang bertelur (ovipar).
Status Konservasi
Populasi Kerapu Goliath Atlantik mengalami penurunan setidaknya
80% selama 10 tahun terakhir sehingga jumlahnya sedikit dan langka. Hal ini
disebabkan oleh penangkapan yang berlebihan, kondisi cuaca yang buruk, kehilangan
habitat, bahkan karena ikan ini memiliki pertumbuhan yang lambat, berani
terhadap manusia, dan proses pemijahan yang mudah diperkirakan oleh manusia.
Karena
itu, Kerapu Goliath Atlantik termasuk hewan dalam
daftar di IUCN (International Union for the Conservation of Nature) Red
List dengan status konservasi VU (Vulnerable).(jef)
Comments
Post a Comment