Siamang, Kera Berlengan Panjang dan Suka Berayun Akrobatik

Siamang merupakan spesies kera dari famili Hylobatidae dan nama Latinnya yaitu Symphalangus syndactylus.

Siamang tersebar di Asia Tenggara, Semenanjung Malaya (Malaysia), Thailand, dan Sumatra.


Klasifikasi



Berikut klasifikasi Siamang


Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Primata

Famili : Hylobatidae

Genus : Symphalangus

Spesies : Symphalangus syndactylus


Ciri - Ciri


Siamang tidak memiliki ekor dan postur tubuhnya kurang tegak.

Siamang memiliki kantung tenggorokan yang berwarna abu-abu atau merah muda dan bisa mengembang saat bersuara. Kantung tersebut menghasilkan suara yang sangat besar hingga mengembang dengan ukuran seperti jeruk bali. 

Siamang memiliki tangan dengan 4 jari ditambah dengan jempol yang kecil dan kaki dengan 5 jari ditambah dengan jempol kaki.

Siamang memiliki bulu yang panjang dan lebat kecuali wajah, telapak tangan, telapak kaki, jari, dan ketiak. Bulu Siamang berwarna hitam baik si jantan maupun si betina. 

Siamang memiliki lengan yang sangat panjang dengan 4 jari tanpa menggunakan jempol untuk berayun dari satu pohon ke pohon yang lain.

Siamang memiliki sedikit selaput di antara jari kaki kedua dan ketiga. Ibu jari Siamang terpisah jauh dari jari kaki lainnya.

Siamang memiliki wajah yang berbulu dan berwarna putih dengan mata gelap dan hidung yang kecil.

Siamang memiliki panjang 71-90 cm dan berat 10-12 kg.


Habitat


Habitat Siamang di hutan hujan tropis, hutan monsun Sumatra, dataran rendah, dan bukit-bukit. 


Kebiasaan



Siamang termasuk hewan yang aktif di siang hari (diurnal). 

Siamang merupakan hewan yang setia dengan pasangannya. Ketika Siamang memutuskan pasangannya, ia akan terus bersama dengan pasangannya seumur hidup hingga kelompok dengan pasangan dan anak-anaknya. Siamang tidak akan mencari pasangan lagi jika pasangannya sudah mati. Siamang akn melindungi, merawat, dan bekerja sama untuk membesarkab anak-anaknya. 

Siamang mengeluarkan suara berupa dentuman keras saat mulut tertutup dan mulut terbuka bunyi "wow" untuk berkomunikasi dengan pasangannya dan melindungi wilayah teritorial. Suaranya dapat terdengar hingga 6,5 km. 

Siamang mampu berkeliling hingga jarak 1,5 km untuk mencari makan atau mencari tempat untuk beristirahat karena Siamang tidak membangun sarang.

Siamang bisa bergerak secara akrobatik dan berayun dengan lengannya yang panjang bisa berpindah dari satu pohon ke pohon yang lain dengan jarak 3 m dalam satu ayunan. Selain itu, Siamang berjalan di sepanjang cabang pohon dengan tangan terentang untuk menjaga keseimbangan.

Saat di tanah, Siamang berjalan dengan dua kaki.

Siamang jarang berenang di air. Siamang akan mencelupkan kakinya ke dalam air, menggosok tangan pada daun yang basah, dan menghisap air pada bulu kakinya sebagai minuman. 

Siamang memiliki wilayah yang teritorial yang kecil sekitar 0,24 km 2.

Siamang beristirahat dengan menggantungkan diri di pohon.

Siamang lebih suka berdandan selama 15 menit per hari karena Siamang lebih banyak mendapat perawatan.

Siamang terkenal memiliki banyak berkoordinasi dan kontak dalam kehidupan sehari-hari. Keluarga Siamang akan bersama-sama mencari makan. Siamang akan bangun saat matahari terbit disertai dengan suara kicauan sebelum mencari makan. Biasanya Siamang akan makan dalam waktu 5 jam dan Siamang akan tidur atau beristirahat setelah beraktivitas 8-10 jam.


Makanan


Siamang termasuk hewan pemakan segala (omnivora). Makanannya adalah buah-buahan, dedaunan, bunga, kulit kayu, serangga, laba-laba, telur burung, dan burung kecil.


Musim Kawin 


Musim kawin Siamang berlangsung antara Mei hingga Juli. 


Cara Berkembang Biak


Siamang termasuk hewan memamah biak (vivipar). Mereka mampu melahirkan 1 ekor bayi siamang.


Status Konservasi


Populasi Siamang menurun karena deforestasi habitat, penebangan hutan, perdagangan secara ilegal, alih fungsi lahan oleh manusia, dan perburuan liar.


Karena itu, Siamang termasuk hewan dalam daftar di IUCN (International Union for the Conservation of Nature) Red List dengan status konservasi EN (Endangered) dan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) Apendiks I.(jef)

Comments